REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) meresmikan kerja sama dengan perusahaan teknologi keuangan syariah ALAMI Group untuk mempercepat laju keuangan syariah di Indonesia. Nota Kesepahaman tersebut meliputi kolaborasi dalam sejumlah program literasi keuangan digital syariah.
Direktur Eksekutif KNEKS, Ventje Rahardjo mengatakan selama perjalanan tiga tahun ini, KNEKS secara konsisten mengimplementasikan Masterplan Ekonomi Keuangan Syariah yang dicanangkan pada 2019-2024. Salah satu dalam masterplan tersebut mengenai pengembangan ekonomi digital syariah.
"Pertumbuhan fintech P2P lending berbasis syariah yang cukup pesat menjadi hal yang memacu pengembangan tersebut," katanya dalam peresmian kerja sama yang dilakukan secara virtual, Selasa (29/3).
Ventje menjelaskan, ada dua fokus pengembangan ekosistem keuangan syariah pada 2020-2024. Pertama, penguatan kapasitas, tata kelola, dan infrastruktur keuangan syariah. Kedua, penguatan modal, pendanaan industri ekonomi, dan keuangan syariah dengan target-target capaian.
CEO ALAMI Group, Dima Djani mengatakan, sejak didirikan pada 2018, ALAMI berkomitmen mendukung visi pemerintah memperkuat infrastruktur sistem keuangan digital syariah nasional. Termasuk dalam menghadirkan inovasi produk pembiayaan syariah berbasis teknologi digital bagi UMKM di Indonesia.
"Kami berharap inisiatif ini menghadirkan berbagai inovasi produk fintech syariah dapat memperkuat UMKM industri halal dan mampu memberikan dampak nyata yang positif bagi kehidupan masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, hingga saat ini, ALAMI berhasil menggelontorkan pembiayaan produktif sebesar lebih dari Rp 2 triliun untuk lebih dari 8.500 proyek UMKM di Indonesia. Dengan rata-rata jangka waktu pembiayaan selama tiga bulan, Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) dana di ALAMI mencapai 100 persen atau NPF nol persen.
Kesepakatan KNEKS dan ALAMI untuk mempercepat laju keuangan syariah Indonesia akan diturunkan ke berbagai inisiatif. Diantaranya memberikan perluasan akses modal berbasis syariah, pemulihan ekonomi, peningkatan kualitas SDM ekonomi dan keuangan syariah, literasi, dan riset-riset seputar inovasi produk Fintech unggulan.
Kerja sama strategis lainnya akan melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan. Terutama kelompok milenial yang menjadi sasaran utama dalam pasar teknologi di Indonesia saat ini.
Dari data Global Fintech Islamic Report 2021, pasar fintech syariah Indonesia mencapai 2,9 miliar dolar AS atau Rp 41,7 triliun. Sementara itu, akumulasi penyaluran pinjaman platform fintech pendanaan bersama klaster syariah dari tujuh P2P lending syariah tercatat Rp 1,13 triliun pada 2021, naik 133 persen dari semula Rp 484 miliar pada 2020. Selain itu pengguna aktifnya naik 300 persen pada 2021.