Kamis 24 Mar 2022 15:43 WIB

Mudik Harus Sudah Booster? Seperti Ini Reaksi Warga

Tujuannya kan supaya aktivitas bisa lebih leluasa, lebih normal tapi juga lebin aman.

Rep: Eva Rianti/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas menyiapkan vaksin Covid-19 untuk booster yang akan disuntikan kepada warga (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas menyiapkan vaksin Covid-19 untuk booster yang akan disuntikan kepada warga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Sejumlah warga memberikan tanggapan positif terkait adanya kebijakan anyar pemerintah mengenai vaksinasi booster sebagai syarat untuk mudik saat Idul Fitri tahun ini. Kebijakan itu dinilai sebagai upaya lanjut dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. 

"Setuju ya, tujuannya kan supaya aktivitasnya bisa lebih leluasa lebih normal, makanya dilengkapi biar lebih aman. Walaupun bisa dikatakan cukup aman, Covid-19 masih ada, perlu antisipasi terus," tutur salah satu warga, Yuda (53 tahun) saat ditemui di Mal Teras Kota Tangsel usai melakukan vaksinasi booster, Kamis (24/3/2022). 

Baca Juga

Menurut Yuda, dia mendukung kebijakan itu karena dapat memaksimalkan upaya dalam menekan penularan kasus Covid-19 di Indonesia. Dia menyebut kebijakan itu semakin melengkapi kondisi berangsur melandainya kasus Covid-19 serta semakin bergeraknya kondisi masyarakat pada situasi normal. 

"Kondisi saat ini sudah lebih baik ya penanganannya, herd immunity-nya pun sudah terpenuhi sesuai dengan target, terkait penularannya relatif aman, kemudian kalau bicara kebijakan mengarah ke protokol kesehatan sudah lumayan dijalankan. Saya sih setuju ya biar normal lagi aja," tutur Yuda saat ditemui di Mal Teras Kota Tangsel usai melakukan vaksinasi booster, Kamis (24/3). 

Namun, pria asal Semarang, Jawa Tengah (Jateng) berpendapat bahwa kebijakan tersebut tentu dapat memberi risiko juga bagi kalangan tertentu yang membuat sulit untuk mudik. Yakni bagi sejumlah warga yang tidak bisa melakukan vaksinasi karena tidak memenuhi kriteria kesehatan yang disyaratkan dalam vaksinasi Covid-19. Misalnya adanya komorbid atau penyakit penyerta yang dialami kalangan lanjut usia (lansia). 

"Memang kebijakannya kesannya untuk orang-orang tertentu jadi enggak adil. Tapi kan syaratnya sudah jelas, komorbid kan bukan sesuatu yang pemerintah akibatkan kepada seseorang, itu kalau pemerintah memang bikin kebijakan yang secara umum bisa mengakumulir lebih banyak. Kalau orang tertentu kebetulan tidak beruntung dengan kebijakan itu memang risiko karena kebijakan apapun pasti ada sisi yang lainlah," ungkapnya. 

Meskipun ada dampak atau risiko tertentu dari kebijakan itu, menurutnya, secara lebih luas kebijakan tersebut tetap condong bergerak ke arah yang lebih baik. "Untuk kalangan tertentu iya (dirugikan), tapi secara esensi sebetulnya memang sudah seperti ini. Tinggal orang menilai gimana kalau kita lihat kegiatan ekonomi lebih normal orang beraktivitas sudah mulai lebih leluasa tidak dibatasi itu sesuatu hal menuju ke positif," tegasnya. 

Senada, Robert (64), warga lainnya menuturkan persyaratan vaksinasi booster untuk mudik dinilai bagus. Hal itu membuat warga merasa lebih aman dalam melakukan perjalanan. 

"Dengan adanya kebijakan ini saya senang karena merasa lebih safety. Bagi yang pulkam dengan adanya booster ya bahagia bisa ketemu keluarga dengan lebih aman," kata dia usai divaksinasi booster di Mal Teras Kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement