Sabtu 19 Mar 2022 11:45 WIB

Erick Thohir: RI Harus Terus Ciptakan Pengusaha Muslim Baru

Pada 2045 Indonesia diprediksi menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir berbicara pada acara pertemuan alumni Al Azhar Mesir di Mataram, Sabtu (19 Maret).
Foto: Al Azhar
Menteri BUMN Erick Thohir berbicara pada acara pertemuan alumni Al Azhar Mesir di Mataram, Sabtu (19 Maret).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan, Indonesia terus menciptakan pengusaha muslim baru sekaligus ekosisten industri halal. Pasalnya, Indonesia telah memiliki Bank Syariah Indonesia, yang menjadi pusat perbankan syariah nasional dan harus dimanfaatkan.

Erick mengatakan, ekonomi Indonesia diprediksi akan tumbuh terus hingga 2045 yang akan menempatkan Indonesia menempati peringkat keempat ekonomi terbesar di dunia. Dengan kata lain, Indonesia akan menjadi negara ekonomi muslim terbesar di dunia.

Baca Juga

Sementara itu, populasi muslim dewasa kelas menengah akan tumbuh dari 161 juta orang menjadi 184 juta orang. Dari segi pendapatan, pangsanya akan makin kuat dari 39 persen menjadi 57,6 persen.

"Namun, ada yang menggelitik. Ketika bicara ekonomi keislaman, kita sangat konsumstif (produk halal) dan itu nomor empat terbesar di dunia namun ketika bicara produksinya, lima besar pun tidak masuk. Jadi ada yang salah. Kita hanya tumbuh konsumsinya tapi produksinya tidak," kata Erick dalam Pembukaan Multaqa Nasional ke-7 Alumni Al-Azhar Mesir Indonesia di Mataram, Sabtu (19/3/2022).  

Di saat yang bersamaan, Indonesia sudah memiliki Bank Syariah Indonesia (BSI) yang menjadi bank terbesar nomor tujuh di Indonesia dengan total nilai aset Rp 265 triliun.

Nilai pembiayaan BSI sepanjang 2021 mencapai Rp 171,2 triliun, naik 9,3 persen dari tahun sebelumnya. "Pembiayaan tumbuh, tapi ketika kita benchmarking dengan Malaysia, (porsi) pembiayaan (syariah) itu sampai 50 persen sedangkan Indonesia baru 20 persen. Artinya ada yang salah," ujarnya

Karena itu, kata Erick, Indonesia harus memiliki peta jalan sendiri, bukan peta jalan yang meniru Amerika Serikat atau China. Pemerintah tidak anti asing, namun, sudah seyogyanya pasar Indonesia yang besar dinikmati oleh masyarakat sendiri, bukan oleh bangsa lain.

Hal itu tentu membutuhkan pengusaha, termasuk pengusaha muslim yang didukung lewat pembiayaan syariah. "Tentu tidak cukup dengan mendorong BSI saja, dengan peta jalan sendiri, kita harus ciptakan pengusaha muslim baru, ekosisten industri halal, ini yang harus diutamakan. Namun kita terus kembangkan ekosistem di BUMN," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement