Jumat 18 Mar 2022 22:11 WIB

RSM Indonesia: Aspek Budaya Pengaruhi Laba Perusahaan

Audit internal jadi kunci mengetahui aspek budaya perusahaan

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan melayani nasabah bank. ilustrasi.  Budaya dapat memengaruhi banyak aspek dalam organisasi perusahaan, mulai dari cara pengelolaan bisnis, pada output produk atau jasa yang dihasilkan, kesetiaan pelanggan, dan reputasi organisasi. Pada akhirnya budaya itu akan berpengaruh juga pada bottom line atau perolehan laba perusahaan.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Karyawan melayani nasabah bank. ilustrasi. Budaya dapat memengaruhi banyak aspek dalam organisasi perusahaan, mulai dari cara pengelolaan bisnis, pada output produk atau jasa yang dihasilkan, kesetiaan pelanggan, dan reputasi organisasi. Pada akhirnya budaya itu akan berpengaruh juga pada bottom line atau perolehan laba perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Budaya dapat memengaruhi banyak aspek dalam organisasi perusahaan, mulai dari cara pengelolaan bisnis, pada output produk atau jasa yang dihasilkan, kesetiaan pelanggan, dan reputasi organisasi. Pada akhirnya budaya itu akan berpengaruh juga pada bottom line atau perolehan laba perusahaan.

Head of Governance Risk Control & Technology Consulting RSM Indonesia Angela Simatupang mengatakan budaya perusahaan memengaruhi bagaimana bisnis beroperasi. Saat ini masyarakat semakin kritis melihat bagaimana nilai  telah melekat dalam budaya perusahaan yang tercermin dalam prosedur kerja dan pengambilan keputusan bisnis. 

"Perusahaan juga diharapkan memiliki komitmen untuk memastikannya melalui pengelolaan dan pengukuran antara lain melalui review berkala," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (19/3/2022).

Sementara itu Partner Governance Risk Control RSM Indonesia GMB Daniel Probo menambahkan membicarakan profit atau margin maka pasti erat kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.

Namun, dia melihat sering kali dilupakan bahwa budaya organisasi turut berperan di dalam pelaksanaan bisnis sehari-hari yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Berdasarkan definisinya, budaya organisasi merupakan jenis sikap dan cara kerja yang disepakati bersama oleh stakeholder internal, atau suatu cara organisasi menjalankan aktivitas bisnis, meliputi aktivitas, proses, pengambilan keputusan, filosofi yang terkait dengan nilai/asumsi/kepercayaan para stakeholder internal di mana itu akan terwujud dalam perilaku yang dijalankan sehari-hari. Hal ini juga akan berpengaruh dalam penanganan masalah yang muncul sebagai bagian dari pengelolaan risiko. 

Senior Manager Governance Risk Control Practice RSM Indonesia Kresna Cahya Andika mengatakan Hubungan budaya organisasi dengan kendali di sekitarnya sangatlah erat karena berkaitan dengan efektivitas kerja kerja. Sikap dan tindakan yang diambil oleh manajemen akan memengaruhi komponen seperti lingkungan, penanganan risiko, aktivitas, informasi dan komunikasi, serta pengawasan.

"Sehingga, audit internal memiliki peran penting dalam mengidentifikasi komponen kunci dalam budaya organisasi, penyesuaian ekspektasi dan pertimbangan stakeholder kunci, arah tujuan organisasi, pertimbangan dalam penilaian juga identifikasi budaya yang akan diturunkan pada karyawan baru," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement