REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah resmi membubarkan tiga BUMN yakni PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas, PT Kertas Kraft Aceh (Persero) atau KKA, dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero). Erick mengatakan masih terdapat empat BUMN lain yang akan dibubarkan yakni PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PANN dan PT Kertas Leces (Persero).
"Kita sedang review beberapa perusahaan lain yang ada di Danareksa dan PPA, dari 7 BUMN, tiga BUMN sudah selesai, ada empat BUMN yang masih dalam proses," ujar Erick saat konferensi pers tentang pembubaran BUMN di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Erick mengatakan PT Merpati Nusantara Airlines dan PT Istaka Karya saat ini tengah menjalani proses homologalsi, sementara PANN dan Kertas Leces tinggal menyelesaikan proses administrasi dan akan menyusul tiga BUMN yang telah dibubarkan.
Erick mengatakan pembubaran tiga BUMN lantaran sudah sejak lama tidak beroperasi. Erick menilai kondisi tersebut sangat tidak baik, bagi perusahaan, karyawan, dan negara.
"Tidak mungkin perusahaan sudah tidak operasi didiamkan, apalagi tidak ada kepastian untuk karyawannya, ini juga tidak baik. Kalau (perusahaan) tidak masuk dalam grouping atau bagian dari bisnis model yang kita konsolidasikan, memamg kita sangat terbuka perusahaan seperti ini untuk kita bubarkan," ungkap Erick.
Erick mengaku berkomitmen merampingkan jumlah BUMN yang saat ini menjadi 41 BUMN dari sebelumnya sebanyak 108 BUMN. Erick ingin terus memperkecil jumlah BUMN hingga tersisa 30 BUMN.
"Tentu perlu waktu, oleh karena itu, di masa kepemimpinan saya akan coba fokuskan dari 41 ke 37 BUMN, nanti siapa pun menteri ke depan bisa melanjutkan sampai ke angka yang kita cita-citakan bersama, 30 BUMN," lanjutnya.
Erick menyampaikan Kementerian BUMN juga telah menyusutkan jumlah klaster yang mengelompokkan BUMN berdasarkan kesamaan sektor bisnis dari 27 klaster menjadi 12 klaster. Erick menyebut sejumlah langkah transformasi telah menunjukkan hasil nyata, terutama dengan pencapaian laba bersih BUMN secara konsolidasi yang meningkat signifikan, dari Rp 13 triliun pada 2020 menjadi Rp 90 triliun pada 2021.
"Ini loncatan yang luar biasa dan tentu sejak awal juga kita sampaikan kenapa kita mendirikan Danareksa sebagai holding company BUMN yang saat ini punya beberapa aset investasi di BUMN atau juga susah memiliki aset BUMN secara langsung," ucapnya.
Kata Erick, PPA sebagai bagian dalam holding juga membantu Danareksa dalam melakukan kajian terhadap BUMN yang potensial untuk dibubarkan atau disinergikan.
Erick juga mengapresiasi Danareksa dan PPA yang sudah mengawal sejumlah BUMN sejak lama. Erick mengatakan Danareksa dan PPA pun telah menyelesaikan isu persoalan kepegawaian terhadap 429 pegawai PT Iglas pada September lalu.
"Tentu tanggung jawab kita sebagai pemimpin yang diberikan amanah, untuk dua perusahaan lainnya juga akan diselesaikan secara baik-baik," ungkap Erick.
Erick mengatakan BUMN secara konsolidasi juga telah membuka kesempatan kerja dan merekrut 7.351 generasi muda untuk berkiprah di BUMN. Erick menilai hal ini bukti keberpihakan BUMN terhadap anak muda dalam transisi kepemimpinan ke depan.
Dengan disrupsi rantai pasok dan digital, ucap Erick, penting sekali BUMN juga melakukan transisi secara benar dan tepat karena tugas BUMN selain secara korporasi harus sehat, tapi juga pelayanan publik mesti baik.
"Hari ini tiga perusahaan (yang dibubarkan), segera menyusul beberapa perusahan lain, kita akan terus kurangi, dengan catatan mengurangi jumlah bukan berarti menciutkan korporasi. Korporasi ciut, tapi laba bersih naik. Inu yang akan kita terus dorong, insyaAllah kami akan jaga amanah," kata Erick menambahkan.