Kamis 17 Mar 2022 09:01 WIB

Warga Pamekasan, Madura Kesulitan Saat Ingin Beli Minyak Goreng

Setelah keliling enam toko, Arianti baru dapat minyak goreng Rp 17 ribu per liter.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga mengangkut jeriken berisi minyak goreng curah yang dibelinya saat pendistribusian minyak goreng curah di Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (25/2/2022).
Foto: ANTARA/SISWOWIDODO
Warga mengangkut jeriken berisi minyak goreng curah yang dibelinya saat pendistribusian minyak goreng curah di Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (25/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Sebagian warga di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, hingga kini masih kesulitan membeli minyak goreng. Hal itu lantaran persediaan di sejumlah toko habis. Arianti (30 tahun), warga Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Rabu (16/3) malam WIB, terpaksa mendatangi sebanyak enam toko untuk membeli minyak goreng, karena persediaan di rumahnya telah habis.

"Tapi semuanya tidak ada. Semuanya kosong. Katanya pasokan dari distributor lambat," katanya di Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Kamis (17/3/2022). Pertama kali ia mendatangi Toko Swalayan Sinar Anugerah di Jalan Jokotole Pamekasan, sekaligus ingin mengunjungi rumah saudaranya. Tetapi, persediaan minyak goreng habis.

Selanjutnya, Arianti mendatangi Toko Basmalah di Jalan Raya Pamekasan-Sumenep dan Toko Bagus di alamat yang sama, tapi stoknya kosong. Tidak hanya sampai di situ, ia juga melanjutkan ke toko milik MWC Nahdlatul Ulama di Kecamatan Larangan, yakni di sebelah barat Pasar Tradisional Keppo, namun tidak mendapati minyak goreng tersedia.

Arianti melanjutkan ke toko Wina Mart di Duko Timur, Kecamatan Larangan, dan sebuah toko kelontong di alamat yang sama, akhirnya pulang dengan tangan hampa. "Saya baru menemukan ada toko yang menjual minyak goreng di sebuah warung kecil Sokalelah dengan harga Rp 17 ribu per liter, itupun hanya tinggal beberapa bungkus saja," katanya.

Tidak hanya Arianti, sejumlah ibu-ibu rumah tangga di Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan juga mengakui hal yang sama. Salah satunya, seperti yang diakui Admina (41). Berbeda dengan Arianto yang mencari minyak goreng hingga ke kota, Atamina memang hanya mendatangi sejumlah toko di dua pasar tradisional, yakni Pasar Sidorame Kertagena Laok dan Pasar Duko di Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, tapi semuanya habis.

"Padahal besok malam Nisfu Sya'ban. Saya tidak tau harus membeli minyak goreng dimana, karena semua toko yang saya datangi kosong," kata Admina. Bagi warga di desa ini, malam Nisfu Sya'ban merupakan malam sedekah, karena masyarakat biasa membawa makanan ke masjid dan mushola untuk dibagikan kepada warga yang mengikuti kegiatan istighatsah dan membaca Alquran surat Yasin.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan, Achmad Sjaifudin menyatakan, kosongnya minyak goreng di sejumlah toko kemungkinan dipicu aksi panik warga. "Kalau dari sisi distributor sebenarnya stok banyak dan melimpah, karena kami telah melakukan sidak secara langsung ke sejumlah toko grosir dan distributor minyak goreng," katanya.

Meskiipun demikian, Achmad berjanji bakal melakukan koordinasi lebih lanjut dan menerjunkan kembali tim ke lapangan. Tim bertugas menyelidiki habisnya persediaan minyak goreng di beberapa toko swalayan dan toko kelontong di Pamekasan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement