Senin 14 Mar 2022 09:18 WIB

Layanan Garuda Maintenance Ekspansi ke Industri Pertahanan

Ekspansi ke industri pertahanan ditandai dengan sertifikat AMARS

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja Garuda Maintenance Facility (GMF) dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada bagian pesawat Garuda Indonesia di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) makin mantap dalam strategi ekspansi layanan perawatan pesawat pada industri pertahanan. Hal tersebut ditandai dengan diraihnya sertifikat dan persetujuan dari Lockheed Martin atas kapasitas perawatan pesawat Hercules C-130H untuk pekerjaan overhaul, refurbishment, dan modifikasi.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pekerja Garuda Maintenance Facility (GMF) dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada bagian pesawat Garuda Indonesia di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) makin mantap dalam strategi ekspansi layanan perawatan pesawat pada industri pertahanan. Hal tersebut ditandai dengan diraihnya sertifikat dan persetujuan dari Lockheed Martin atas kapasitas perawatan pesawat Hercules C-130H untuk pekerjaan overhaul, refurbishment, dan modifikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) makin mantap dalam strategi ekspansi layanan perawatan pesawat pada industri pertahanan. Hal tersebut ditandai dengan diraihnya sertifikat dan persetujuan dari Lockheed Martin atas kapasitas perawatan pesawat Hercules C-130H untuk pekerjaan overhaul, refurbishment, dan modifikasi.

Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi mengatakan, sertifikat AMARS sangat penting dalam mendukung ekspansi yang GMF lakukan. “Pembaharuan sertifikat AMARS dengan penambahan kapabilitias ini menjadi modal bagi GMF untuk mendukung dan melaksanakan mandat yang disampaikan oleh Menhan Prabowo Subianto, tentang perawatan alutsista yang perlu dimaksimalkan pengerjaannya di tanah air," kata Andi dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (13/3/2022). 

Keberhasilan tersebut berangkat dari adanya kesepakatan offset atau Offset Project Agreement (OPA) antara  Kementerian Pertahanan dan Lockheed Martin yang merupakan perusahaan kedirgantaraan, senjata, pertahanan, keamanan informasi, dan teknologi asal Amerika Serikat. Dukungan dari Lockheed Martin ini kemudian menjadi landasan bagi GMF untuk memperbaharui Certificate of Approval Military Repair Station (AMARS) dari Indonesian Defence Airworthiness Authority (IDAA).

Dengan begitu pada 2022, GMF mendapat sertifikasi AMARS yang melingkupi A330 series, B737 series, C212 series, dan C130 B/H/HS. Andi menjelaskan, perbedaan antara sertifikasi yang didapatkan GMF tahun ini terdapat pada penambahan kapabiltas C212 Series dan C130.

Dia mengatakan, dukungan dari Lockheed Martin memungkinkan GMF untuk melakukan perawatan pesawat Hercules C130 hingga Structural Integrity Program (SIP). "Dengan penambahan ini, GMF menjadi satu-satunya perusahaan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) tanah air yang memegang sertifikat AMARS," ujar Andim.

Selain itu, dukungan yang diberikan Lockheed Martin kepada GMF diantaranya berupa technical data license, license agreement, dan service bulletin untuk modernisasi pesawat Hercules C130. Hal tersebut mencakup pekerjaan replacement center wing box dan avionic upgrade.

Andi memastikan GMF akan terus mengembangkan kapasitas dan kapabilitas. Salah satunya dengan membangun relasi yang kuat dengan para mitra, salah satunya Lockheed Martin. 

“Kami akan menyerap berbagai ilmu dan pengalaman dari Lockheed Martin dan partner-partner lain dalam setiap on site support yang diberikan, serta mempelajari manual data yang diberikan agar ke depannya GMF semakin siap dalam memperluas ekspansi keindustri pertahanan,” jelas Andi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement