REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, Bulog siap menyerap gabah petani minimal sebanyak 1,2 juta ton pada 2022 untuk memenuhi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
"Stok CBP saat ini sekitar 800 ribu ton, kami siap menyerap gabah petani minimal itu 1,2 juta ton," kata Budi Waseso di gudang Bulog Kelapa Gading Jakarta, Jumat (11/3/2022).
Budi Waseso atau yang akrab dipanggil Buwas mengatakan Bulog berencana memperbanyak stok beras dalam rangka mempersiapkan ketahanan pangan pada masa mendatang untuk mengantisipasi berbagai kondisi nasional maupun global. Buwas menyebut konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang memengaruhi harga minyak dunia dan berbagai komoditas energi lainnya dinilai akan berdampak pada sistem distribusi logistik yang kian mahal.
Ia mengatakan Bulog juga telah merampungkan tiga modern rice milling unit dari total 10 yang sedang dikerjakan. Unit penggilingan padi modern tersebut, kata Buwas, dibangun di sentra-sentra produksi padi di Indonesia.
Tujuan pembangunan penggilingan padi modern itu untuk memudahkan petani agar bisa menjual gabah hasil panen tanpa perlu dikeringkan lebih dulu. "Jadi petani tidak usah memikirkan bagaimana mengeringkan gabah, cukup fokus produksi saja, hasil panennya kami beli," kata Buwas.
Fungsi lain dari unit penggilingan modern tersebut, lanjut dia, juga untuk menghasilkan produk beras berkualitas premium dengan biaya produksi yang sama dengan memproduksi beras medium. Buwas mengatakan nantinya Bulog akan menjual beras premium dengan harga medium di masyarakat karena ongkos produksi yang murah.
Dalam unit penggilingan padi modern tersebut juga terdapat silo atau tempat penyimpanan gabah. Nantinya, kata dia, Bulog tidak akan menyimpan CBP dalam bentuk beras melainkan dalam bentuk gabah agar masa penyimpanan menjadi lebih tahan lama.
Ketika CBP akan disalurkan, kata Buwas, gabah baru diproses menjadi beras untuk selanjutnya dikemas dan didistribusikan.