Kamis 10 Mar 2022 19:47 WIB

Sri Mulyani: Negara dengan Keuangan tak Sehat akan Hadapi Kompleksitas

Saat ini defisit akan dikembalikan ke level tiga persen untuk menyehatkan APBN.

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berpendapat sebuah negara dengan keuangan yang tidak sehat akan menghadapi kompleksitas sosial maupun politik. Maka dari itu, meski Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini sedang bekerja keras dalam pemulihan ekonomi karena Covid-19 dan dinamika global, keuangan negara tetap harus dijaga kesehatannya.

"Tidak boleh terus dipakai atau dieksploitasi sehingga menjadi sakit dan jadi sumber penyakit seperti ini," ungkap Sri Mulyani dalam Sosialisasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan Jawa Tengah yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga

Ia pun mencontohkan salah satu negara yang memiliki keuangan negara dan ekonomi yang sedang sakit adalah Argentina, sehingga keadaan politiknya pun juga tak sehat. Keuangan negara dalam perekonomian merupakan bantalan saat menghadapi guncangan, sehingga diibaratkan seperti shockbreaker dalam sebuah mobil.

Dengan demikian, saat ekonomi Indonesia mendapatkan tekanan APBN harus bisa menahan agar dampaknya tak terlalu dalam, begitu pula saat ekonomi mulai panas, keuangan negara harus bisa mendinginkan."Itulah yang disebut sebagai peran countercyclical. Sama seperti mobil, shockbreaker juga harus dijaga, kalau sudah rusak shockbreaker itu semua goncangan langsung kena ke penumpangnya," tegasnya.

 

Sri Mulyani menyebutkan APBN selama pandemi Covid-19 telah bekerja keras setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 2 tahun 2020 yang menetapkan pelebaran defisit di atas tiga persen untuk tiga tahun. Oleh karena itu, saat ini defisit akan perlahan dikembalikan ke level tiga persen untuk menyehatkan APBN.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement