REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga daging sapi di Tanah Air tengah naik belakangan ini. Diyakini, hal itu karena adanya lonjakan harga daging internasional.
"Untuk daging sebelumnya harga dunianya melandai tidak melonjak seperti produk lain. Hanya saja akhir-akhir ini harga daging internasional juga bergejolak lumayan tinggi," ujar Pengamat Pertanian IPB Dwi Andreas Santosa kepada Republika, Jumat (4/3/2022).
Ia menyebutkan, harga daging sapi pada akhir 2019 sebesar 10 real Brasil per kilogram. Kini mencapai 21,8 real Brasil per kilogram (kg).
"Ini 2,1 kali lipat lonjakannya, di atas 100 persen. Itu di level internasional daging sapi impor dari Brasil. Dari Australia juga pasti naik," katanya.
Melihat fakta itu, harga daging di Indonesia pasti ikut melonjak. Hal tersebut karena, sekitar 50 persen pasokan daging ke dalam negeri dipenuhi lewat impor.
Maka, sambung dia, guna menstabilkan harga daging di Tanah Air, pemerintah tak bisa melakukan apa pun selain memberikan subsidi. "Karena ketergantungan impornya tinggi. Kalau dalam jangka menengah atau jangka panjang (pemerintah) bisa meningkatkan populasi sapi, namun tidak sederhana dan tidak mudah karena biaya pengembangan sapi Indonesia lebih tinggi karena savana relatif terbatas," jelas Andreas.
Meski begitu menurutnya, dengan kenaikan harga pangan seperti sekarang, pemerintah bisa memanfaatkannya untuk membentuk keseimbangan harga baru. "Kalau ini bisa pertahankan bentuk keseimbangan harga baru, barangkali peternak kecil lebih bergairah kembangkan produksi sapi," tutur dia.