Kamis 03 Mar 2022 08:37 WIB

Perbanyak Berpuasa Saat Bulan Sya'ban

Rasulullah lebih giat dalam beribadah terutama melakukan puasa sunah pada Sya'ban

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Infografis UEA Sudah Tetapkan Waktu dan Durasi Puasa 2022
Foto: Republika.co.id
Infografis UEA Sudah Tetapkan Waktu dan Durasi Puasa 2022

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Al Jami'yatul Washliyah KH. Masyhuril Khamis mengajak umat Islam di Tanah Air agar mengisi bulan Sya'ban dengan berbagai kegiatan ibadah. Dia menjelaskan, Sya'ban adalah bulan di mana Allah SWT mengangkat amal ibadah hamba-hamba-Nya dalam setahun. 

Menukil sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Nasai, Kiai Masyhuril menjelaskan bahwa Rasulullah SAW sangat menyukai ketika amal diangkat tengah dalam kondisi berpuasa. Maka dari itu, Kiai Masyhuril mengajak agar umat Islam bisa mengisi Sya'ban dengan memperbanyak berpuasa sunah sekaligus mempersiapkan diri untuk menghadapi puasa Ramadhan. 

Menurut Kiai Masyhuril, pada bulan Sya'ban, banyak orang yang lalai terhadap mengerjakan ibadah. Padahal, Rasulullah justru lebih giat dalam beribadah terutama melakukan puasa sunah pada Sya'ban. "Sebagaimana dicontohkan nabi dalam beberapa redaksi hadis, ibadah yang disunahkan dalam bulan Sya'ban adalah berpuasa," kata Kiai Masyhuril Khamis kepada Republika beberapa waktu lalu.

Kiai Masyhuril menjelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Aisyah disebutkan bahwa Rasulullah SAW lebih banyak melakukan puasa sunah di bulan Sya'ban. Sementara itu,  Ibn Rajab mengatakan bahwa puasa sunah di bulan Sya'ban lebih utama dibandingkan puasa pada bulan-bulan haram. Sebagaimana shalat sunah paling afdhal adalah shalat sunah rawatib maka puasa sunah paling afdhal adalah sebelum dan sesudah puasa fardhu yakni puasa Ramadhan. Meski demikian kiai Masyhuril menjelaskan terdapat larangan secara khusus untuk melakukan puasa pada hari akhir di bulan sya'ban yaitu pada tanggal 29-30. Karena  pada hari tersebut bisa jadi masih bulan Sya'ban, namun bisa jadi sudah masuk bulan Ramadhan.

 

Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) KH. Jeje Zainuddin mengatakan di antara keistimewaan bulan Sya'ban adalah karena berada di antara bulan yang mulia yakni Rajab dan Ramadhan. Rajab sebagai salah satu dari bulan haram selain  Zulqaidah,  Zulhijjah, dan Muharram. Sementara itu,  Ramadhan sebagai bulan pelaksanaan ibadah mulia yakni puasa Ramadhan yang  di dalamnya terdapat Lailatul Qadar.

"Sebagai bulan yang menghantarkan ke bulan Ramadhan, Rasulullah menjadikannya sebagai bulan persiapan menghadapi puasa Ramadhan,  yaitu dengan memperbanyak ibadah puasa sepanjang bulan Sya'ban. Bahkan Siti Aisyah menceritakan Rasulullah sangat banyak puasa di bulan Sya'ban itu hampir sepenuh bulan," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement