Kamis 03 Mar 2022 00:35 WIB

Vending Machine NFT Pertama Hadir di New York

Pembelian NFT dapat dilakukan menggunakan uang kertas atau kartu kredit.

Non-Fungible Token
Foto: www.freepik.com
Non-Fungible Token

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mesin penjual otomatis atau vending machine yang menjual makanan dan minuman sudah bukan lagi hal baru di masyarakat yang serba canggih ini. Namun bagaimana jika sebuah vending machine menjual produk kekinian seperti NFT (Non Fungible Token) yang harusnya awam dijumpai di ruang digital?

Sebuah perusahaan penjual NFT, Neon, baru- baru ini merealisasikan ide tersebut di New York dan pertama kalinya menghadirkan vending machine yang menjual NFT. "Ini menjawab orang- orang yang penasaran dengan kripto. banyak orang yang mencoba membeli aset kripto ataupun tertarik membeli NFT. Tapi mereka mendapatkan banyak halangan dan hambatan untuk memenuhinya," kata CEO Neon Kyle Zappitell menceritakan kemunculan mesin penjual otomatis NFT fisiknya itu dilansir dari Reuters, Rabu (2/3/2022).

Baca Juga

Bentuknya? Mirip dengan mesin penjual otomatis makanan dan minuman pada umumnya. Tidak mengambil banyak tempat dan terletak di distrik finansial Downtown Manhattan dengan tulisan 'NFT ATM' di bagian luarnya. 

Untuk membeli produk NFT di mesin penjual otomatis itu, calon pembeli harus merogoh kocek mulai dari kisaran 5,99 dolar AS (Rp 85.000) hingga 420,99 dolar AS (Rp 6 juta). Pembelian dapat dilakukan menggunakan uang kertas selayakanya vending machine pada umumnya, namun pembeli juga dapat menggunakan kartu kredit untuk transaksi bernilai besar.

Alih-alih pembelinya bisa memilih bentuk dan jenis NFT yang diinginkan, mesin penjual otomatis itu akan memberikan NFT secara acak kepada pembeli namun tetap disesuaikan dengan nilainya. Jika disamakan, maka mungkin mirip seperti anda membeli mystery box di e-commerce.

Lebih lanjut, setelah pembeli mendapatkan produk dari vending machine, untuk dapat melihat NFT yang didapatkan pembeli harus memindai QR Code yang tersedia di produk fisik NFT itu. Dari situ, pembeli bisa mengetahui karya seni NFT yang mereka dapatkan sesungguhnya.

"Sebagai kolektor NFT, seiring waktu, salah satu hal yang Anda sukai adalah keacakan, 'Anda akan mendapatkan yang mana?'" kata Zappitell. 

"Jadi itu salah satu aspek yang menarik."

Berbasis blockchain Solana, NFT ATM yang dibesut oleh Neon itu pun diklaim memiliki transaksi yang netral karbon. Pada vending machine NFT pertamanya, Neon berinvestasi dan menjajakan produk- produk dengan total senilai 3 juta dolar AS atau setara Rp 43 miliar.

Neon berharap mesin penjual otomatis NFT-nya itu pun bisa lebih banyak muncul di mal dan ruang publik lainnya."Ini adalah pesan yang kuat, bagaimana teknologi yang sudah ada sebelumnya digunakan untuk adopsi teknologi yang baru," tutup Zappitell.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement