REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki kehadiran besar di Rusia bersiap untuk lebih banyak sanksi dari negara-negara Barat. Rusia telah membayar harga untuk agresi militernya ke Ukraina.
Pasar saham dan mata uang Rusia merosot pekan ini setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pengerahan pasukan ke Ukraina. Sanksi dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa meningkat pada hari Kamis (24/2/2022) ketika para pemimpin negara-negara Barat mengutuk tindakan Rusia.
Sementara itu, Presiden Vladimir Putin memperingatkan para pemimpin bisnis Rusia pada hari Kamis (24/2/2022) bahwa ia mengharapkan 'pembatasan' lebih lanjut pada ekonomi, tetapi menyerukan agar bisnis bekerja 'dalam solidaritas' dengan pemerintah.
Dikutip dari laman CNN, Sabtu (26/2/2022), berikut adalah beberapa perusahaan dengan kehadiran signifikan di Rusia:
Perusahaan Eropa
BASF
Pembuat bahan kimia Jerman BASF (BASFY) memiliki saham di Wintershall Dea, salah satu pendukung keuangan pipa gas Nord Stream 2 yang ditangguhkan, dengan grup investor LetterOne milik miliarder Rusia Mikhail Fridman. Selama ini BASF menghasilkan 1 persen dari penjualan grup dari Rusia.
BP
Perusahaan minyak Inggris BP (BP) adalah investor asing terbesar di Rusia yang memiliki 19,75 persen saham di perusahaan minyak nasional Rusia, Rosneft. BP juga memegang saham di beberapa proyek minyak dan gas lainnya di Rusia.
Coca-Cola HBC
Perusahaan yang terdaftar di London itu mengemas produk Coke untuk Rusia, Ukraina, dan sebagian besar Eropa Tengah dan Timur. Selama ini Rusia menjadi pasar terbesar Coca Cola di Eropa dan mempekerjakan 7.000 orang di sana.
Danone
Pembuat yogurt Prancis Danone mengendalikan merek susu Rusia Prostokvanhino dan mendapat 6 persen dari total penjualan dari negara tersebut.
Engie
Perusahaan utilitas gas Prancis adalah salah satu dari lima co-financier dari Gazprom's Nord Stream 2.
Metro
Ritel Jerman ini mempekerjakan sekitar 10.000 orang di Rusia di mana ia melayani sekitar 2,5 juta pelanggan.
Nestle
Perusahaan barang konsumen asal Swiss ini memiliki enam pabrik di Rusia pada 2020, termasuk pabrik yang membuat gula-gula dan minuman. Penjualannya pada tahun 2020 dari Rusia bernilai sekitar 1,7 miliar dolar AS.
Renault
Pembuat mobil asal Prancis ini memiliki 69 persen saham di perusahaan patungan Rusia Avtovaz, yang berada di belakang merek mobil Lada dan menjual lebih dari 90 persen produksi mobilnya secara lokal.
Rolls-Royce
Pembuat aeroengine mengatakan Rusia menyumbang kurang dari 2 persen dari total pendapatan, tetapi 20% dari titaniumnya, yang digunakan untuk membuat suku cadang mesin dan roda pendarat untuk pesawat jet jarak jauh, berasal dari negara tersebut.
Safran
VSMPO-AVISMA Rusia adalah pemasok tunggal terbesar pembuat mesin jet Prancis dari titanium meskipun perusahaan Prancis mengatakan Rusia memasok kurang dari setengah kebutuhannya.
Shell
Perusahaan minyak Belanda ini memiliki 27,5 persen dari proyek gas alam cair Sakhali-2, yang memiliki kapasitas tahunan 10,9 juta ton dan dioperasikan oleh Gazprom. Itu juga salah satu dari lima co-financier Nord Stream 2.
TotalEnergi
Perusahaan minyak Prancis ini adalah salah satu investor terbesar di Rusia dengan 19,4 persen saham di Novatek Rusia, 20 persen saham di usaha patungan LNG Yamal, 21,6 persen di Arctic LNG 2, 20 persen saham di ladang minyak Kharyaga di darat dan berbagai kepemilikan di sektor energi terbarukan, penyulingan dan bahan kimia, menurut situs webnya.
Uniper
Utilitas Jerman memiliki eksposur 1 miliar dolar AS ke Nord Stream 2, bersama dengan lima pembangkit listrik di Rusia dengan kapasitas gabungan 11,2 gigawatt, menyediakan sekitar 5 persen dari total kebutuhan energi Rusia. Itu juga mengimpor gas alam Rusia ke Eropa.