REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memastikan operation control center (OCC) atau pusat pengendalian LRT Jabodebek pada hari ini, Jumat (25/2/2022), sudah diaktivasi. Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, aktivasi OCC tersebut merupakan milestone penting yang berhasil dicapai proyek LRT Jabodebek.
"OCC adalah bagian penting dari operasi CBTC GoA3. Seluruh pemantauan dan pengaturan operasi LRT Jabodebek dilakukan dari OCC," kata Didiek dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (25/2/2022).
GoA3 merupakan tingkat otomasi operasional kereta. Nantinya LRT Jabodebek akan dioperasikan secara otomatis tanpa masinis, tapi masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan.
Dengan aktivasi OCC tersebut, Didiek mengatakan, untuk sementara KAI sudah bisa melakukan pengaturan dan pemantauan fasilitas operasi di jalur LRT Jabodebek. "Namun, ini belum ke pergerakan kereta," ujar Didiek.
Didiek menambahkan, masih ada milestone lanjutan yang harus dikejar dalam pembangunan LRT Jabodebek. Didiek mengharapkan rangkaian uji integrasi antara persinyalan dan sarana bisa diselesaikan di pertengahan Maret 2022.
"Jika ini (uji persinyalan dan sarana) terlaksana, operasi otomatis kereta LRT Jabodebek akan semakin dekat untuk bisa terwujud," ujar Didiek.
Dia memastikan, KAI bersama para stakeholder terus bekerja keras agar seluruh persiapan operasional LRT Jabodebek selesai pada target yang telah ditentukan dengan tetap mengutamakan keselamatan. Didiek menegaskan, KAI juga akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak sehingga LRT Jabodebek dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat.
LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan grade of automation (GoA) level 3. Sistem CBTC merupakan pengoperasian kereta berbasis komunikasi sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi juga secara otomatis dari pusat kendali operasi.
VP Public Relations KAI Joni Martinus menjelaskan, jika terjadi gangguan sarana atau prasarana, petugas train attendant akan mengambil alih pengoperasian kereta secara manual. Pengoperasian kereta dalam kondisi tersebut dilakukan dengan kecepatan terbatas.
Joni menuturkan, sistem CBTC GoA 3 pada LRT Jabodebek dibangun oleh sinergi BUMN antara KAI, Adhi Karya, Len Industri, dan Inka. "Operator pada OCC akan memantau jalannya LRT dan hanya akan mengintervensi jika ditemukan ketidaksesuaian seperti adanya keterlambatan, gangguan suplai daya, dan sebagainya," ujar Joni.
Penggunaan GoA 3 untuk LRT Jabodebek telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 765 Tahun 2017. Dari segi keselamatan, LRT Jabodebek telah terlindungi oleh automatic train protection (ATP) serta interlocking & zone controller. Dengan adanya ATP, LRT Jabodebek terlindungi dari over speed dan jaminan pengereman yang andal.
“Keunggulan dari GoA 3 adalah seluruh operasi kereta dilakukan secara otomatis sehingga mengurangi potensi kecelakaan akibat human error, meningkatkan akurasi jadwal kereta, dan dapat mengoptimalkan jadwal perjalanan,” kata Joni.