Jumat 25 Feb 2022 14:58 WIB

Pejabat Ukraina: Serangan Tank Rusia Bisa Jadi Hari Terberat di Kiev

Pasukan Ukraina siap mempertahankan Kiev dengan senjata antitank.

PBB meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik pasukannya dari Ukraina.
Foto: AP/Evgeniy Maloletka
PBB meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik pasukannya dari Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Ukraina memperkirakan serangan tank Rusia terhadap ibu kota Kiev pada Jumat (25/2/2022) malam akan menjadi hari terberat dalam perang.  Demikian disampaikan penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Herashchenko.

"Pasukan pertahanan di Kiev siap untuk bertahan dengan senjata antitank yang disuplai aliansi asing," ujarnya seperti dilansir Jerusalem Post, Jumat (25/2/2022).

Baca Juga

Seperti diketahu Rusia menggempur Ukraina dari berbagai arah. Serangan bahkan sudah dekat ke jantung ibu kota Kiev.  Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menilai Rusia ingin menguasi semua wilayah Ukraina. Namun mereka gagal pada hari pertama invasi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pasukan Rusia berhasil dihentikan untuk melangkah lebih jauh masuk ke dalam Ukraina. Zelensky pun meminta bantuan kembali ke aliansi Barat agar menghentikan kebrutalan Rusia.  "Pagi ini kita mempertahankan negara ini

sendirian. Seperti kemarin, negara-negara kuat dunia hanya melihat dari jauh," ujarnya.

"Apakah Rusia bisa diyakinkan dengan sanksi kemarin? Kami dengar di langit kami dan melihat di darat bahwa itu tidaklah cukup."

Barat kini hanya mengecam dan mengancam akan menjatuhkan sanksi ke Rusia. Namun Rusia sepertinya bergeming. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan mengingatkan kepada negara asig agar tidak turut campur dalam perang ini.

Ukraina bertahan

Militer Ukraiana mencoba mengadang gempuran dari invasi tentara Rusia dari berbagai arah. Pertempuran pecah tak jauh dari ibu kota Kiev.   Pertempuran yang berlangsung di pangkalan di pinggiran kota ini bisa menjadi batu loncatan bagi Rusia untuk menguasai Kiev jika memenangkannya.

BBC News melaporkan, pertempuran terjadi di beberapa front menyusul serangan dari arah timur, utara, dan selatan pada Kamis (24/2/2022). Puluhan orang dilaporkan terbunuh dan ribuan warga mengungsi.

Di Kota Dymer dan Ivankiv yang tak jauh dri Kiev, pertempuran menyebabkan jembatan untuk melintasi Sungai Teteriv hancur. Hal itu membuat gerak pasukan Rusia terhenti.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji untuk terus melanjutkan pertempuran.  Ia memerintahkan wajib militer dan semua cadangan tempur Ukraina untuk berperang. Menteri Pertahanan juga meminta agar siapa saja yang mampu memegang senjata untuk bergabung dalam upaya mengusir Rusia.

Dibombardir rudal

Sebelumnya, ibu Kota Ukraina, Kiev, dibombardir serangan rudal pada Jumat (25/2/2022) pagi jelang fajar. Rusia melancarkan serangan dengan rudal penjelajah. "Serangan ke Kiev dengan rudal penjelajah atau misil balistik terus berlanjut," ujar penasihat kepala Kementerian Dalam Neger Ukraina kepada wartawan melalui pesan singkat.

Tim CNN di lapangan mendengar suara ledakan besar di pusat Kiev. Gambar menunjukkan apartemen terbakar, meski belum dipastikan apakah hal tersebut disebabkan oleh serangan rudal.

Koresponden BBC melaporkan, pasukan terjun payung Rusia telah menguasai pangkalan Antonov yang berada sekitar 15-20 mil (24-30 kilometer) dari ibu Kiev. CNN juga menyiarkan secara langsung bagaimana pasukan terjun payung Rusia terlihat dengan jelas di perimeter.

"Pasukan Ukraina menyatakan telah melancarkan serangan balik. Seperti diperkirakan oleh intelijen Barat, serangan ini berjalan dengan cepat, bahkan lebih cepat dari perkiraan," ujar Koresponden BBC, Kamis (24/2/2022).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement