Ahad 20 Feb 2022 17:11 WIB

Harga Beras Naik, Pedagang Indramayu datangkan Pasokan dari Jateng

Pedagang menyebut harga beras naik karena belum masuknya masa panen rendeng

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog Sub divre Indramayu, Jawa Barat.  Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu mengalami kenaikan akibat belum dimulainya masa panen rendeng (penghujan) 2021/2022. Para pedagang beras pun terpaksa mendatangkan pasokan dari Demak, Jawa Tengah.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog Sub divre Indramayu, Jawa Barat. Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu mengalami kenaikan akibat belum dimulainya masa panen rendeng (penghujan) 2021/2022. Para pedagang beras pun terpaksa mendatangkan pasokan dari Demak, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu mengalami kenaikan akibat belum dimulainya masa panen rendeng (penghujan) 2021/2022. Para pedagang beras pun terpaksa mendatangkan pasokan dari Demak, Jawa Tengah.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Mambo Indramayu, H Jana, menyebutkan, harga beras medium saat ini ada di kisaran Rp 10 ribu – Rp 10.500 per kilogram (kg). Sedangkan harga beras premium, ada di kisaran Rp 10.500 – Rp 12.500 per kg. Besaran harga itu berbeda-beda tergantung kualitasnya.

"Harga beras saat ini mengalami kenaikan Rp 500 per kg dari sebelumnya. Naiknya bertahap selama sebulan terakhir ini," kata Jana, Ahad (20/2).

Jana menjelaskan, kenaikan harga beras itu dikarenakan belum masuknya masa panen rendeng di Kabupaten Indramayu. Karenanya, para pedagang beras kesulitan memperoleh pasokan beras.

Untuk memenuhi kebutuhan beras, Jana mengatakan, terpaksa mengambil pasokan beras dari daerah Demak, Jateng. Pasalnya, daerah tersebut saat ini sudah memasuki masa panen.

Jana mengakui, kualitas beras dari Demak memang masih dibawah kualitas beras Indramayu. Namun, dia tetap membelinya karena saat ini belum ada pasokan beras dari para petani di Kabupaten Indramayu.

Jana menambahkan, hal seperti itu memang biasa terjadi di saat para petani di Kabupaten Indramayu belum memulai panen. Jika nanti panen raya sudah berlangsung, maka harga beras biasanya akan turun kembali.

Sementara itu, Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, membenarkan, saat ini hampir semua daerah di Kabupaten Indramayu belum mulai memasuki masa panen rendeng.

"Yang sudah mulai ada panen baru di Kecamatan Sindang dan Gantar. Tapi itupun baru permulaan, masih sedikit," terang Sutatang.

Sutatang mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan, para pemilik penggilingan beras di Kabupaten Indramayu mengambil gabah dari Demak dan daerah lainnya di Jateng yang sudah panen.

Setelah sampai Indramayu, gabah itu kemudian dijemur lagi dan baru digiling menjadi beras yang dijual di pasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement