Kamis 17 Feb 2022 20:03 WIB

Nestle Mengaku Siap Tingkatkan Penyerapan Produksi Petani, Asal...

Nestle merasa perlu tingkatkan kerja sama dengan petani dan peternak kecil RI

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang tamu undangan saat melintasi papan informasi terkait PT Nestle Indonesia, Rabu (31/7).Perusahaan multinasional makanan dan minuman siap saji, Nestle, menyebut perlu kerja sama kemitraan lebih besar dengan para petani kecil di Indonesia. Nestle siap untuk meningkatkan penyerapan hasil produksi petani maupun peternak asalkan sesuai standar perusahaan.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Seorang tamu undangan saat melintasi papan informasi terkait PT Nestle Indonesia, Rabu (31/7).Perusahaan multinasional makanan dan minuman siap saji, Nestle, menyebut perlu kerja sama kemitraan lebih besar dengan para petani kecil di Indonesia. Nestle siap untuk meningkatkan penyerapan hasil produksi petani maupun peternak asalkan sesuai standar perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan multinasional makanan dan minuman siap saji, Nestle, menyebut perlu kerja sama kemitraan lebih besar dengan para petani kecil di Indonesia. Nestle siap untuk meningkatkan penyerapan hasil produksi petani maupun peternak asalkan sesuai standar perusahaan.

Presiden Direktur Nestle Indonesia, Ganesan Ampalanavar, mengatakan, kemitraan antara perusahaan dan produsen pangan menjadi kunci saat ini untuk meningkatkan daya saing dan pendapatan para petani di Indonesia.

Sejauh ini, Nestle setidaknya telah menyerap 750 ribu liter susu dari 26 ribu peternak yang terbesar di 40 koperasi. Nestle juga menjadi perusahaan juga menjadi penyerap susu sapi terbesar di Indonesia. Ia mengatakan, ada salah satu koperasi yang sudah bekerja sama dengan Nestle selama 40 tahun.

Hingga kini, berkat kemitraan jangka panjang, peternakan susu sapi itu terus beroperasi meskipun dalam dua tahun terakhir terdapat pandemi Covid-19.

"Ini merupakan contoh bagus dari kemitraan yang dilakukan dalam jangka panjang. Nilai pembelian susu dari peternak tahun lalu mencapai 125 juta dolar AS," katanya.

Selain susu, Nestle juga telah membangun kemitraan dengan 20 ribu petani kopi skala kecil dengan nilai hingga 80 juta dolar AS per tahun. Hanya saja, ia menilai, produktivitas kopi di Indonesia masih amat rendah yakni hanya 0,8 ton per hektare (ha).

Jumlah itu kalah jauh dengan Vietnam yang mencapai 4 ton per hektare (ha). "Di Vietnam itu adalah contoh hasil dari gotong royong antara perusahaan dan petani lewat kemitraan sehingga petani di sana mendapat hasil lima kali lebih besar," katanya.

Ganesan menilai, potensi kemitraan Nestle dengan para petani maupun peternak masih sangat terbuka lebar. "Jadi, Nestle siap membeli kopi dan susu dari petani dan peternak sebagai bahan baku kita selama itu memenuhi standar-standar yakni kita tetapkan," katanya.

Sebagai perusahaan multinasional, Ganesan pun menilai antar negara saat ini harus memberikan kesempatan berusahaan yang sama kepada negara-negara yang sedang dalam proses pembangunan. Hal itu untuk memberikan ruang lebih akses pasar produknya di negara lain tanpa diberikan hambatan dengan standar yang sangat tinggi.

Hal itu, kata Ganesan, sekaligus menjadi rekomendasi perusahaan bagi negara-negara G20 di mana tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah. "Kita harus bisa tunjukkan Indonesia secara terbuka dan Indonesia harus mendapat level playing field," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement