Rabu 16 Feb 2022 17:30 WIB

Pacquiao Jadi Capres Filipina, Janjikan Perangi Narkoba dengan Cara Benar

Pacquiao terbuka untuk bergabung kembali dengan International Criminal Court.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Endro Yuwanto
 Senator Filipina dan ikon tinju Manny Pacquiao, calon presiden dalam pemilihan nasional Mei 2022, berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye di Manila, Filipina, 16 Februari 2022. Pacquiao mengumumkan pengunduran dirinya dari olahraga tinju dan telah bersiap untuk memperjuangkan posisi presiden dalam pemilihan nasional Mei 2022 melawan pesaing populer Ferdinand Marcos Jr.
Foto: EPA-EFE/FRANCIS R. MALASIG
Senator Filipina dan ikon tinju Manny Pacquiao, calon presiden dalam pemilihan nasional Mei 2022, berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye di Manila, Filipina, 16 Februari 2022. Pacquiao mengumumkan pengunduran dirinya dari olahraga tinju dan telah bersiap untuk memperjuangkan posisi presiden dalam pemilihan nasional Mei 2022 melawan pesaing populer Ferdinand Marcos Jr.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Ikon tinju dan kandidat presiden Filipina, Manny Pacquiao, akan menyambut baik penyelidikan internasional pada presiden Rodrigo Duterte dalam kasus perang melawan bandar narkoba. Jika terpilih, Pacquiao berjanji memerangi narkoba dengan cara dan proses yang benar.

"Bukan dengan penembakan di jalan," kata Pacquiao dalam kampanye jelang pemilihan presiden dilansir Reuters, Rabu (16/2/2022).

Mantan juara tinju dunia itu mengatakan, ia akan terbuka untuk bergabung kembali dengan International Criminal Court (ICC) yang secara sepihak ditarik oleh Duterte pada 2018. Dalam kepemimpinan kepresidenan Duterte, narkoba menjadi sebuah hal yang sangat diperangi bahkan sampai menelan nyawa. Ribuan tersangka pengedar telah terbunuh ditembak pihak keamanan.

Kelompok hak asasi manusia dan kritikus mengatakan penegak hukum telah mengeksekusi tersangka narkoba tanpa pengadilan. Pacquiao telah berusaha untuk memisahkan dirinya dari Duterte.

Pacquiao mengatakan akan melanjutkan perang melawan obat-obatan terlarang dengan cara yang benar, yakni para tersangka diberikan pengadilan yang adil dan direhabilitasi.

"Kalau saya bilang jalan yang benar, kami tidak akan membunuh mereka di jalanan," jelas pria 43 tahun itu. "Mereka akan diberikan hak untuk membela diri di pengadilan."

Langkah keras Duterte dalam perang terhadap narkoba menyebabkan kemarahan internasional dan telah menantang ICC untuk menyelidikinya atas kejahatan terhadap kemanusiaan. Duterte berdalih bahwa mereka yang terbunuh adalah gembomg narkoba yang dengan keras menolak penangkapan dan secara terbuka mendorong polisi untuk menembak tersangka untuk membela diri.

Analis mengatakan sekutu yang terpilih sebagai presiden tahun ini dapat melindungi Duterte dari tindakan hukum apa pun atas program anti-narkotikanya. "Saya yakin (telah) ada pembunuhan di luar proses hukum," kata Pacquiao tentang tindakan keras itu. "Kita harus memberikan keadilan kepada mereka yang dilecehkan."

Pacquiao, seorang senator petahana, juga berdebat dengan Duterte mengenai pendekatannya untuk membela kedaulatan maritim. Dia menyebut penolakan presiden untuk menghadapi Cina itu cukup mengecewakan.

Pacquiao juga berencana untuk mengatasi masalah itu melalui panel perdamaian, meski belum menjelaskan lebih lanjut. Sebagai seorang mantan penumpang gelap kapal yang belajar bertinju di daerah kumuh Manila, Pacquiao juga mengatakan ia yakin pemilih berpenghasilan rendah akan memilihnya.

 

Dikenal di Filipina sebagai Pacman, Pacquiao tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilihan Mei 2022. Namanya terpaut lebih dari 50 poin dari pemimpin terdepan Ferdinand Marcos Jr.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement