Kamis 10 Feb 2022 16:25 WIB

70 Persen Kebutuhan Pangan Sukabumi dari Luar

Launching program IP400 Kota Sukabumi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Kasdim 0607/Kota Sukabumi, Mayor (Chb) R Khoirullah menggelar panen padi. (ilustrasi)
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Kasdim 0607/Kota Sukabumi, Mayor (Chb) R Khoirullah menggelar panen padi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sekitar 70 persen pasokan kebutuhan pangan Kota Sukabumi didatangkan dari luar daerah. Hal ini disikapi pemerintah daerah dengan menggencarkan produktivitas pertanian.

Salah satunya dengan launching gerakan penanaman pertama padi program IP400 Kota Sukabumi di Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum, Kamis (10/2/2022). Gerakan ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menaikkan kesejahteraan petani.

Hadir dalam momen itu Koordonator Padi Rawa dan Lahan Kering Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Rachmat dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Andri Setiawan. "Produksi pertanian Kota Sukabumi hanya menyuplai 30 persen kebutuhan pangan warga kota dan 70 persen tergantung dari daerah luar Cianjur dan Kabupaten Sukabumi," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.

Itulah sebabnya jadi tantangan bagi DKP3, bagaimana meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani. Salah satu cara bagaimana volume panen bertambah dari 2-3 kali panen per tahun menjadi 4 kali per tahun melalui gerakan padi IP400. Hal ini supaya ekonomi petani meningkat.

Dikatakan Fahmi, kehadiran IP400 solusi terbaik meningkatkan kesejahteraan petani. "Ada yang dua dan tiga kali panen setahun dan dengan ladi IP400 harus merubahnya," kata dia.

Petani harus siap dengan gerakan 5M. Gerakan 5M yakni menyiapkan semai 15 hari sebelum panen, menyiapkan dan mengolah lahan 7 hari, menggunakan benih umur pendek atau genjah, mobilisiasi alat pertanian, dan mengelola air dengan baik.

Fahmi berharap, dari luasan lahan terbatas bisa hasilkan hasil maksimal dari satu hektare 6 hingga 7 ton kini menjadi 10 ton. Hal ini dengan penerapan teknologi dan bibit padi baik bisa jadi 10 ton dan meyakini bisa karena ada percepatan.

"Mudah-mudahan gerakan ini membuat perilaku petani mengalami berubahan dan ekonomi petani meningkat," ungkap Fahmi. 

Koordonator Padi Rawa dan Lahan Kering Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan, Kementan Rachmat menambahkan, gerakan ini meningkatkan indeka pertanaman yakni menanam dan memanen 4 kali setahun. Selain itu mengubah kebiasaan petani dari biasanya setelah panen baru persemaian baru olah tanah, namun kini 15 hari sebelum panen sudah semai.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement