Kamis 10 Feb 2022 12:57 WIB

Pandemi, Reliance Finance Sukses Menerbitkan Obligasi Sebesar Rp 400 M

Obligasi REFI ini menjadi pilihan menarik untuk berinvestasi

Perusahaan multifinance, PT Usaha Pembiayaan Reliance Indonesia  (“Reliance Finance” atau “REFI”), anak perusahaan dari Reliance Group, telah berhasil menerbitkan Obligasi pertamanya sebesar Rp 400 miliar di tengah masih berlangsungnya pandemi.
Foto: Reliance Finance
Perusahaan multifinance, PT Usaha Pembiayaan Reliance Indonesia (“Reliance Finance” atau “REFI”), anak perusahaan dari Reliance Group, telah berhasil menerbitkan Obligasi pertamanya sebesar Rp 400 miliar di tengah masih berlangsungnya pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan multifinance, PT Usaha Pembiayaan Reliance Indonesia  (“Reliance Finance” atau “REFI”), anak perusahaan dari Reliance Group, telah berhasil menerbitkan Obligasi pertamanya sebesar Rp 400 miliar di tengah masih berlangsungnya pandemi. Sebelumnya Reliance Finance telah sukses menerbitkan lima kali Medium Term Notes sejak tahun 2013 dengan rekam jejak yang baik tanpa ada gagal bayar.

Dalam penerbitan tersebut REFI membagi emisi tersebut ke dalam 3 seri masing-masing seri A dan B masing-masing dengan nilai pokok sebesar Rp 100 miliar dan seri C sebesar Rp 200 miliar. Di tengah kondisi bunga deposito yang turun sejak pandemi, Obligasi REFI ini menjadi pilihan menarik untuk berinvestasi dengan menawarkan kupon sebesar delapan persen untuk seri A dengan tenor 370 hari, sembilan persen untuk seri B dengan tenor 3 tahun dan 9,5 persen untuk seri C dengan tenor 5 tahun.

Baca Juga

Obligasi REFI ini mendapatkan rating irBBB (Triple B) dari PT Kredit Rating Indonesia dengan pertimbangan, antara lain, ROA yang lebih tinggi dari rata-rata industri, dinilai cukup baik dengan size dan market cap REFI saat ini sebagai awal yang baik dengan potensi untuk menaikkan ratingnya ke depannya seiring pertumbuhan bisnis ke depannya. Bertindak selaku Penjamin Pelaksana Emisi pada penawaran umum Obligasi ini adalah PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, dan selaku Wali Amanat adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (“BJB”).

Iman Pribadi selaku Direktur Utama Reliance Finance menjelaskan bahwa penerbitan Obligasi I REFI Tahun 2022 ini merupakan landasan awal bagi REFI untuk terus bertumbuh secara berkesinambungan sehingga menjadi Perusahaan pembiayaan terdepan bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah khususnya di pembiayaan perumahan, produktif UMKM dan multiguna di Indonesia.

Obligasi yang ditawarkan merupakan pilihan menarik dan kredibel bagi investor yang ingin mendapatkan imbal hasil investasi yang menarik di tengah kondisi saat ini dengan underlying fundamental yang baik disisi perusahaan yang terus bertumbuh dengan lebih baik baik secara good corporate governance, risk management dan service excellence.

Obligasi ini seluruhnya telah habis diserap oleh investor mengingat secara kinerja dan prospek usaha REFI kedepan sangat meyakinkan dengan ditopang produk-produk yang menjadi unggulan karena bisnis model REFI yang berbeda (“blue ocean”) dengan perusahaan multifinance lainnya yang didominasi dengan pembiayaan otomotif dan alat berat.

Jumlah pendapatan REFI mengalami peningkatan sebesar 17,79 persen menjadi Rp 39,9 miliar untuk periode yang berakhir pada 31 Juli 2021 dari sebelumnya sebesar Rp 33,9 miliar pada periode yang sama tahun 2020. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan margin bagi hasil pembiayaan Syariah pada segmen pembiayaan multiguna yang meningkat dari Rp 4,1 miliar pada posisi 31 Juli 2020 menjadi Rp 13,9 miliar atau naik sebesar 235,41 persen.

Segmen pembiayaan multiguna menyumbang hampir Rp 2 miliar atau 14,11 persen untuk saldo pendapatan bagi hasil Pembiayaan Syariah, lanjut Iman. Selain itu, Iman juga menambahkan bahwa rencana penggunaan hasil penawaran umum Obligasi setelah dikurangi biaya penerbitan sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus akan digunakan untuk melunasi Pokok Medium Term Notes MTN IV B Tahun 2019 sebesar Rp 200 miliar, yang diterbitkan pada tanggal 27 Februari 2019, dan sisanya akan digunakan untuk meningkatkan portofolio pembiayaan (Pembiayaan KPR, Modal Kerja/Konstruksi, UMKM, dan Multiguna).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement