Kamis 10 Feb 2022 06:41 WIB

Amartha Salurkan Rp 2,5 Triliun Selama 2021

Sepanjang 2021 pendanaan Amartha meningkat 108 persen dibanding 2020

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Pendiri dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, menyatakan Amartha catat pertumbuhan lebih dari dua kali lipat pada 2021.
Foto: Amartha
Pendiri dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, menyatakan Amartha catat pertumbuhan lebih dari dua kali lipat pada 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) catat pertumbuhan lebih dari dua kali lipat pada 2021. Sepanjang tahun 2021, Amartha menyalurkan pendanaan sebesar Rp 2,5 triliun, meningkat 108 persen (yoy) dibanding tahun 2020 yakni sebesar Rp 1,2 triliun.

CEO & Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra menyampaikan pertumbuhan tersebut dicapai dengan kualitas terjaga. Rasio kredit bermasalah tercatat sebesar di 0,30 persen.

Baca Juga

"Penyaluran permodalan ke luar pulau Jawa memiliki porsi yang lebih besar, yakni di atas 60 persen dari total penyaluran di tahun 2021," katanya dalam keterangan pers, Rabu (9/2/2022) lalu.

Secara kumulatif, Amartha telah menyalurkan pendanaan mencapai 5,6 triliun rupiah dan hingga 31 Desember 2021. Jumlah tersebut telah menjangkau lebih dari 948 ribu perempuan pengusaha ultra mikro.

Andi Taufan mengatakan, penyaluran pendanaan merupakan kontribusi dari berbagai pendana, baik pendana institusi seperti perbankan maupun pendana ritel individu. Amartha cukup gencar melakukan kolaborasi strategis dengan sektor perbankan seperti BPD, BPR, maupun bank Nasional untuk mengakselerasi penyaluran pendanaan bagi UMKM di pedesaan.

“Amartha senantiasa berupaya untuk memberikan pelayanan keuangan berbasis digital bagi para pengusaha UMKM di berbagai daerah, mulai dari akses permodalan hingga penyediaan layanan Amartha+ untuk menunjang produktivitas para mitra di tengah pandemi," katanya.

Penerapan kebijakan credit scoring berbasis machine learning juga turut berkontribusi untuk menjaga kualitas pinjaman sehingga menekan risiko gagal bayar. Penyaluran pendanaan dilakukan di sekitar 20 ribu desa di ketiga pulau wilayah operasi Amartha yakni pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.

Penyaluran di luar pulau Jawa juga terbukti lebih stabil dan berhasil menekan risiko gagal bayar. Karena kondisi pandemi di luar pulau Jawa tidak separah di pulau Jawa, sehingga performa UMKM lebih baik.

Jika dilihat berdasarkan historikal, dalam waktu dua tahun masa pandemi, jumlah kumulatif tersebut tumbuh tiga kali lipat jika dibandingkan jumlah kumulatif sebelum masa pandemi yakni sebesar Rp 1,8 triliun. Di tahun 2022 ini Amartha akan semakin gencar dalam melakukan inovasi digital.

"Seperti penerapan pembayaran cashless, penerapan proses administrasi digital, serta mengoptimalkan layanan berbasis aplikasi seperti Amartha+ untuk para mitra Amartha," katanya.

Digitalisasi desa merupakan salah satu tujuan utama Amartha dalam melayani masyarakat yang belum terlayani. Andi mengatakan tantangannya memang cukup besar, karena literasi digital di pedesaan masih tertinggal cukup jauh daripada literasi digital masyarakat perkotaan.

Oleh sebab itu, Amartha sudah mulai aktif memberikan edukasi literasi digital dan finansial. Agar saat program digitalisasi desa ini benar-benar diterapkan, para mitra sudah siap untuk menggunakannya.

Amartha menargetkan untuk dapat melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah lainnya di tahun 2022 ini. Untuk wilayah Sumatra, Amartha berencana untuk memperluas jangkauan hingga ke wilayah pulau Bangka Belitung, dan menjangkau wilayah Sulawesi Utara untuk wilayah timur Indonesia.

Sedangkan sektor UMKM yang lebih ditargetkan adalah sektor perdagangan, karena sektor perdagangan terbukti lebih stabil dan tangguh meskipun pandemi Covid belum juga usai. Andi mengatakan Amartha melihat peluang untuk menyalurkan pendanaan ke luar pulau Jawa masih terbuka lebar.

Amartha pun membuka kesempatan bekerja sama dengan banyak pihak di berbagai daerah, untuk bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi dari desa, baik pihak institusi maupun para pendana ritel. Amartha optimistis di tahun 2022 ini dapat lebih banyak menjangkau pelaku usaha mikro melalui layanan keuangan digital.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement