REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemulihan ekonomi nasional saat ini masih akan menghadapi berbagai tantangan, utamanya dari eksternal. Yakni seperti gangguan rantai pasokan yang bisa memicu peningkatan inflasi global dan normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat yang diperkirakan terjadi lebih cepat.
“Pemulihan ekonomi juga masih akan tantangan utamanya dari eksternal,” kata Jokowi di acara Mandiri Investment Forum 2022.
Namun, Jokowi menyebut, tahun 2022 ini akan menjadi momentum pemulihan ekonomi setelah dua tahun menghadapi pandemi Covid-19. Di 2022 ini, lanjutnya, terdapat berbagai peluang transformasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik terutama di bidang ekonomi hijau dan teknologi informasi.
Kendati demikian, ia menekankan penanganan pandemi Covid-19 juga masih menjadi kunci penentu dalam pemulihan ekonomi.“Kondisi pandemi Covid-19 dan penanganannya masih menjadi faktor penentu, masih menjadi faktor kunci. Percepatan vaksinasi dan pengendalian pandemi yang lebih baik menjadi kunci keberhasilan kita dalam melakukan pemulihan ekonomi,” ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, kondisi ekonomi nasional saat ini pun telah menunjukan tren perbaikan. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator. Per Januari 2022, processing manager index (PMI) berada di level 53,7 dan di zona ekspansi serta lebih tinggi dari PMI Asia yang di level 52,7.
Selain itu, investasi juga tumbuh semakin baik. Pada 2022, realisasi investasi mencapai Rp 901 triliun dan tumbuh 9 persen year on year. Sedangkan, penanaman modal asing tumbuh 10 persen year on year mencapai Rp 454 triliun.
Hal ini, kata Jokowi, menunjukkan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia di tengah situasi pandemi Covid-19. Jokowi juga menyebut, ekspor Indonesia mengalami peningkatan tinggi pada 2021, yakni tumbuh 41,9 persen sebesar 232 miliar dollar AS yang tertinggi sepanjang sejarah.
Peningkatan ekspor ini didorong oleh industrialisasi hilirisasi besi dan baja. Selain ekspor, angka impor juga mengalami pertumbuhan sebesar 38,6 persen. Kondisi ini, kata dia, mengindikasikan penguatan aktivitas ekonomi dalam negeri.
Sementara keyakinan konsumen kembali pada tingkat optimis sebesar 118,3 pada Desember 2021. Kondisi ini mendorong belanja masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi di masa sebelum pandemi.
Selain itu, stabilitas makro ekonomi juga terjaga. Jokowi menyebut, inflasi berada pada tingkat yang rendah, yakni 2,18 persen year on year pada Januari 2022.
“Cadangan devisa pada Januari 2022 mencapai sebesar 141,3 miliar dolar AS, membawa Indonesia dalam posisi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan eksternal pada tahun 2022 terutama terkait normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat,” ujar Jokowi.