Rabu 26 Jan 2022 19:51 WIB

Sambut G20, TMII 'Percantik Diri'

Revitalisasi ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi awal TMII sejak awal berdiri.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Gita Amanda
Kondisi Museum Telekomunikasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang sedang dalam proses revitalisasi, Jumat (21/1).
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Kondisi Museum Telekomunikasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang sedang dalam proses revitalisasi, Jumat (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC), Hetty Herawati, mengatakan hanya 30 persen kawasan di TMII yang akan digunakan sebagai bangunan. Sisanya, kata dia, diubah menjadi taman terbuka luas untuk masyarakat. Dikatakan dia, revitalisasi yang dimulai pada Januari 2022 ini akan mendukung Indonesia sebagai Presidensi G20.

Hal itu, sesuai dengan Perpres Nomor 116 Tahun 2021 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur untuk mendukung Penyelenggaraan Acara Internasional di Provinsi Bali, DKI, NTB dan NTT. “Revitalisasi ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi awal TMII sejak awal berdiri. Selain, dari mendukung kegiatan presidensi G20 Indonesia 2022,” kata Hetty dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (26/1/2022).

Baca Juga

Mengusung konsep Indonesia Opera, 70 persen dari total lahan seluas 105 hektare di TMII dialokasikan sebagai kawasan hijau. Sedang sisanya, sekitar 45 hektare dibangun menjadi banyak ikon budaya Indonesia.

Dijelaskan dia, kawasan hijau nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berjalan, ataupun memanfaatkan kendaraan ramah lingkungan. Rencananya, revitalisasi itu akan rampung pada Oktober 2022.

Merombak konsep yang ada, membuat TMII kemungkinan akan ditutup hingga rampungnya proses revitalisasi. Menurut Hetty, penutupan itu kemungkinan tak lama, karena proses yang dilakukan simultan dan paralel. "Karena itu kemungkinan besar kita akan tutup," jelas Hetty.

photo
Proyek revitalisasi TMII untuk mendukung penyelenggaraan presidensi G20 2022 - (Republika/Alkhaledi Kurnialam)

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Direktur Utama PT TWC Edy Setijono, mengatakan pihaknya sejauh ini telah bekerja sama dengan berbagai stakeholder. Di antaranya Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian BUMN, hingga KemenPUPR.

"Renovasi sejumlah sarana penunjang yang ada di TMII ini ditargetkan selesai sebelum Oktober 2022," jelas Edy.

Menurut dia, revitalisasi ini nantinya akan mengembalikan fungsi TMII seperti awal dibangun. Utamanya, memperkenalkan tamu internasional pertama kali soal miniatur Indonesia. “Sebelum mereka akhirnya mengeksplorasi Indonesia lebih jauh,” tuturnya.

Dia menambahkan, revitalisasi dilakukan guna meningkatkan kualitas pelayanan. Terlebih, banyak bangunan yang direnovasi saat ini, kurang perawatan sehingga harus dilakukan pembenahan untuk menambah kenyamanan pengunjung.

Total anggaran yang dibutuhkan untuk proyek revitalisasi TMII digadang-gadang mencapai Rp 1,3 triliun. Nilai itu, disampaikan PT TWC saat mengkonfirmasi kerja sama dengan Sekretariat Negara hingga BUMN.

"Tahapan konstruksi ini tentunya tidak hanya fisik tapi nanti diiringi aktivasi kegiatan budaya yang melibatkan seluruh stakeholder," ujar Edy.

Kendati demikian, harga tiket masuk TMII, dikatakannya tak akan mengalami kenaikan, masih Rp 25 ribu.

Berharap cepat rampung

photo
Arsitek Yori Antar saat menjelaskan desain proyek revitalisasi TMII di Balai Bundar Museum Indonesia, TMII, Rabu (26/1). - (Republika/Alkhaledi Kurnialam)

Sanny (26 tahun) warga asal Jakarta Barat berharap bisa mengunjungi TMII secepatnya. Terlebih, saat dia tahu akan ada banyak perombakan di lokasi wisata keluarga yang diresmikan saat kepemimpinan Soeharto itu.

“Semoga cepet bisa lihat sampai mana perubahannya. Keluarga pasti antusias kalo ke sana,” kata Sanny yang bekerja sebagai pegawai swasta di Jakarta Pusat itu.

Dia menambahkan, TMII, bagi keluarganya memang menjadi lokasi wisata murah paling baik bagi keluarganya. Pasalnya, dengan harga Rp 25 ribu, ada banyak yang bisa ditawarkan untuk pengunjung. Meskipun, diakui dia perlu banyak perbaikan.

“Waktu terakhir kali ke sana, pas tahun baru (2022) kemarin, memang ramai banget di sana. Udah bagus sih, tapi emang perlu direvitalisasi lagi,” ucapnya.

Hal serupa juga dikatakan warga Jakarta Selatan, Jami (30). Menurut dia, dengan adanya revitalisasi itu diharapkan bisa menjadi destinasi yang lebih menarik bagi wisatawan mancanegara maupun lokal.

Menurutnya, dengan harga tiket tak berubah meski nanti usai direvitalisasi, menjadi nilai lebih. Kendati demikian, dia berharap revitalisasi objek nasional itu bisa menampilkan wajah Indonesia yang lebih baik lagi. “Semoga aja melebihi harapan setelah revitalisasi. Se-nggak-nya sesuai harapanlah, biarpun waktunya mepet,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement