REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara - Universitas Sumatera Utara (USU) menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) untuk pembangunan "Etalase Sawit" di daerah itu yang menjadi tempat awal pengusahaan kelapa sawit nasional.
"Memorandum kesepakatan Gapki-USU sebagai dasar pelaksanaan kerja sama dalam bidang penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan serta promosi komoditas sawit (Etalase Sawit)," ujar Ketua Gapki Sumut, Alexander Maha di Medan, Jumat (14/1/2022).
MoA itu merupakan tindak lanjut dari Memorandum Of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani Gapki Sumut dan USU pada 25 Juli 2019. Ia menjelaskan kerja sama itu dikemas dalam kerja sama pembangunan "Etalase Sawit" yang mencakup berbagai pembangunan.
Mulai pembangunan taman kebun sawit yang berisi bibit-bibit unggul yang berasal dari 19 produsen benih di seluruh Indonesia saat ini. Taman kebun sawit akan dilengkapi jalan-jalan setapak serta bangunan-bangunan pendukung untuk tempat pertemuan membahas industri sawit. Taman kebun kelapa sawit seluas 40 hektare itu akan dibangun di lahan kampus USU Kwala Bekala.
Fasilitas pengolahan sebagai pelengkap dari taman kebun sawit itu juga akan dibangun di lahan kampus USU Kwala Bekala dengan memanfaatkan lahan sekitar lima hektare. "Pengembangan arboretum yang saat ini sudah ada dan menjadi kebun raya juga akan dibangun di kampus USU Kwala Bekala seluas sekitar 50 hektare," ujar Alex.
Pembangunan fasilitas riset ketahanan pangan dan energi terbarukan juga akan dibangun pada lahan-lahan kosong di kampus USU Kwala Bekala. "Semua yang akan dibangun Gapki Sumut bekerja sama dengan para mitra kerja dan para vendor nantinya akan dihibahkan kepada USU," katanya.
Menurut dia, pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut akan dilaksanakan secara bertahap, dengan target mula 2022.