REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel diyakini akan terus mengalami pertumbuhan pada 2022. Pendapatan perseroan tahun ini ditargetkan dapat mencapai Rp 7,4 triliun dengan laba bersih sebesar Rp1,6 triliun.
"Tentu saja target-target ini sangat dinamis. Ketika nanti ada beberapa aksi-aksi organik maupun inorganik kita coba sebaik mungkin untuk meraih target ini lebih tinggi lagi," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Mitratel, Ian Sigit Kurniawan, Senin (10/1/2022).
Untuk menjaga tren pertumbuhan pada 2022, anak usaha TelkomGroup ini pun telah menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, perseroan akan memperbesar kontribusi pertumbuhan bisnis organik dengan cara menggenjot layanan built to suit (B2S) dan kolokasi menara dari operator jaringan seluler (MNO) yang menjadi klien perusahaan.
Selanjutnya, emiten bersandi saham MTEL ini akan melanjutkan aksi merger dan akuisisi (M&A) aset menara dari Telkomsel maupun mengakuisisi saham perusahaan menara yang lebih kecil. Kemudian, Mitratel akan melakukan ekspansi dengan menyediakan beberapa layanan baru.
Saat ini Mitratel juga tengah mengembangkan portfolio layanan infrastruktur digital lengkap bagi operator. Pengembangan tersebut termasuk dengan melakukan fibersisasi menara. Selain itu, Mitratel juga mengaplikasikan infrastructure as a service sehingga bisa menyediakan jaringan IoT bagi pelanggan non-MNO.
"Kami juga melakukan ekspansi ke penyediaan small cells sehingga bisa memberikan solusi infrastruktur untuk pemanfaatan 5G," papar Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau yang akrap disapa Tedy.
Menurut Tedy, dengan kemampuan pendanaan baik dari hasil IPO senilai lebih dari Rp 18 triliun, serta leverage dan biaya utang terendah dibanding operator lainnya, Mitratel optimistis menyambut setiap peluang yang ada di tahun ini. Mitratel akan terus meningkatkan efisiensi belanja modal dan biaya operasional perusahaan sehingga bisa meningkatkan profitabilitas serta menambah arus kas.
Pada tahun ini, Tedy menjelaskan, Mitratel juga akan mendukung pertumbuhan ekosistem digital Indonesia. Menurut Tedy, tumbuh suburnya ekonomi digital suatu negara tidak lepas dari bertambahnya jumlah masyarakat digital, serta tersedianya infrastruktur digital yang mumpuni.
"Tugas Mitratel dalam ekosistem tersebut adalah memastikan connectivity antara masyarakat dengan pelaku usaha digital bisa terlayani melalui tower kami," ujar Teddy.
Sampai akhir September 2021 lalu, jumlah menara yang dikelola Mitratel ada sebanyak 28.076 unit. Uniknya, 57 persen atau 16.150 unit menara tersebut tersebar di luar Pulau Jawa. Sementara di Pulau Jawa saja, jumlah jaringan tower Mitratel tercatat mencapai 11.929 menara.
Dengan tren pertumbuhan pengguna internet yang semakin menyebar ke seluruh Indonesia, Tedy meyakini, keberadaan tower Mitratel di luar Pulau Jawa bisa membantu ekspansi perusahaan perusahaan digital ke wilayah baru yang potensial.
Mitratel saat ini merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar yang mengelola lebih dari 25 persen pangsa pasar bisnis menara di Indonesia. Teddy menyebut seluruh perusahaan telekomunikasi raksasa di Indonesia menggunakan jasa Mitratel, tidak hanya grup Telkom semata.
"Secara total Mitratel melayani lebih dari 42.000 tenants yang menggunakan fasilitas tower kami. Jumlahnya diharapkan terus bertambah, seiring dengan dibukanya jaringan 5G oleh Pemerintah Indonesia," kata Teddy.