Kamis 30 Dec 2021 16:12 WIB

Pengamat: Dirops PDJT Harus Berlatarbelakang Transportasi

Dalam mengelola PDJT penting untuk mempercayakan para ahli di bidang transportasi.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Komisi II DPRD Kota Bogor melakukan sidak ke kantor Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) di kawasan Terminal Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Kamis (16/12). Para anggota dewan menemukan jika kantor pengelola Biskita Transpakuan ini tidak terurus dan terawat. Padahal Direktur baru PDJT, Lies Permana Lestari, sudah dilantik sejak awal Desember 2021.
Foto: Humpropub DPRD Kota Bogor
Komisi II DPRD Kota Bogor melakukan sidak ke kantor Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) di kawasan Terminal Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Kamis (16/12). Para anggota dewan menemukan jika kantor pengelola Biskita Transpakuan ini tidak terurus dan terawat. Padahal Direktur baru PDJT, Lies Permana Lestari, sudah dilantik sejak awal Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pengamat transportasi turut menanggapi soal direktur baru Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Kota Bogor, Lies Permana Lestari, yang bukan berlatarbelakang transportasi. Meski demikan, nantinya direktur operasional dari operator Biskita Transpakuan ini harus memiliki latar belakang transportasi.

Hal itu disampaikan oleh Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno. Menurut dia, hal terpenting dalam menjadi direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bidang transportasi ini, ialah memiliki niatan kuat untuk memperbaiki PDJT dan mau belajar.

Baca Juga

Ditambah lagi, kata Djoko, PDJT sebagai pengelola Biskita Transpakuan tidak bergerak sendiri. Namun berkonsorsium dengan Kodjari dan Lorena. “Artinya Kodjari Lorena punya pengalaman (di bidang transportasi), yang penting jangan sungkan untuk saling belajar. Intinya di situ. Mau terbuka, menerima masuka,” ujar Djoko.

Di samping itu, Djoko mengatakan, PDJT harus memiliki direktur operasional. Dimana direktur operasional tersebut harus orang yang berkompeten dalam mengelola angkutan atau transportasi umum.

Mengingat Biskita Transpakuan yang merupakan program dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), akan menjadi contoh transportasi massal di wilayah Jabodetabek nantinya.

“Direkturnya nggak apa-apa (bukan berlatar belakang transportasi), tapi direktur operasional ini harus orang yang paham operasional dan mengelola transportasi umum. Itu,” tegas Djoko.

Terpisah, Direktur PDJT Kota Bogor, Lies Permana Lestari, turut angkat bicara soal latar belakang dirinya. Lies mengatakan untuk membenahi suatu perusahaan atau lembaga, tidak mutlak harus berlatar belakang yang sama dengan perusahaan tersebut. Misalnya pada PDJT yang saat ini dipimpinnya, untuk mengoperasikan transportasi massal Kota Bogor, Biskita Transpakuan.

“Itu yang harus jadi pemikiran yang lebih luas lagi bahwa latar belakang bukan segalanya. Memang penting, tapi yang penting kemauan untuk belakar dan niat baik untuk terjun langsung ke hal tersebut,” ujar Lies belum lama ini.

Lebih lanjut, Lies mengaku selalu berdiskusi dengan rekan PDJT yang sudah ada lebih dulu. Serta berdiskusi bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, ahli transportasi si Kota Bogor, juga direktur-direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lain di Kota Bogor untuk bersama-sama mencari pengetahuan yang dibutuhkannya.

Lies berharap, dengan adanya kacamata helikopter terkait manajemen aksi korporasi, permasalahan di PDJT dapat terurai. Tidak hanya persoalan teknis, tapi juga komitmen untuk mendorong PDJT ke arah yang lebih baik.

“Butuh aksi korporasi fundamental untuk membenahi PDJT. Saya terbuka dengan segala masukan dan bantuan dorongan motivasi untuk bisa bersama memajukan PDJT,” tuturnya.

Sebelumnya, pada masa pemilihan Direktur PDJT, lima dari 22 orang yang lolos termasuk Lies Permana Lestari, dinilai tidak ada yang memiliki kelayakan untuk memimpin PDJT kedepannya. Hal itu dikarenakan tidak ada calon direksi yang memiliki latar belakang ahli dalam bidang transportasi.

Ketua Komisi II DPRD Kota Bogor, M. Rusli Prihatevy, mengatakan dalam mengelola PDJT penting untuk mempercayakan para ahli di bidang transportasi. Agar ke depan tidak ada lagi masalah-masalah yang muncul dalam pengelolaan perusahaan pelat merah ini.

“Perlu digarisbawahi dalam menetapkan ini (Direktur PDJT) kiranya harus mempunyai dasar atas latar belakang bidang trasportasi, ini paling penting. Apabila tidak ada yang memiliki dasar itu, Pansel harus mangkaji ulang dan tidak gegabah dalam memutuskan,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, dia berharap sisa kursi jabatan yang kosong di PDJT bisa diisi oleh orang-orang yang memiliki kompeten di bidang transportasi dan memiliki nilai semangat untuk kembali membawa PDJT sehat kembali.

Sebab menurutnya, proyeksi penyehatan dan pengembangan PDJT ke depan sudah terlihat. Tinggal bagaimana kursi-kursi jabatan yang kosong diisi oleh orang-orang yang kompeten.

“Jangan sampai, dari atas sampai bawah itu tidak ada yang tahu arah perusahaan ini. Karena kan proyeksinya sudah jelas dari program yang saat ini sudah bergulir seperti Biskita Transpakuan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement