Senin 06 Dec 2021 17:28 WIB

Tahun Depan, PLN Restrukturisasi Utang

Selain refinancing, PLN juga melakukan efisiensi dengan menurunkan biaya produksi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pekerja memasang jaringan transmisi tenaga listrik di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (2/12). v
Foto: ANTARA/Arnas Padda
Sejumlah pekerja memasang jaringan transmisi tenaga listrik di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (2/12). v

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Darmawan Prasodjo mengatakan salah satu program utama PLN tahun depan adalah melakukan restrukturisasi utang. Meski enggan menyebutkan nominal utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, Darmawan menyebut tahun depan langkah refinancing utang akan dilakukan.

Ia mengatakan langkah refinancing utang ini dilakukan sebagai salah satu mandat dari Menteri BUMN Erick Thohir yang juga mengingatkan untuk membuat kondisi keuangan PLN sehat. Darmawan menjelaskan langkah untuk refinancing menjadi salah satu cara menyehatkan perusahaan.

Baca Juga

"Tahun lalu dan tahun ini kami sudah mengelola utang dengan baik hingga turun Rp 50 triliun. Tahun depan kita akan refinancing lagi. Kita sedang petakan mana mana saja yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Tapi strateginya sudah jelas dengan mencari bunga yang lebih rendah," ujar Darmawan dalam konferensi pers di Kantor Pusat PLN, Senin (6/12).

Darmawan menjelaskan selain refinancing utang, langkah untuk bisa menyehatkan keuangan PLN adalah dengan efisiensi. Ia mengatakan efisiensi dilakukan dengan menurunkan cost of production dan memaksimalkan kinerja dengan digitalisasi.

Ia juga mengatakan tahun depan investasi PLN akan dialokasikan terutama untuk proyek proyek yang memiliki reaten yang lebih baik sehingga nilai pengembalian modal akan lebih tinggi dari cost of fund yang dilakukan perusahaan.

"Investasi kita prioritas kedepan ke proyek yang punya IRR yang baik. Jadi lebih besar IRR daripada cost of fund. Kita efisiensi sehingga nanti kondisi keuangan PLN bisa lebih baik," ujar Darmawan.

Sementara itu,  Darmawan mengakui dampak pandemi membuat pasokan listrik melimpah. Untuk mengatasi oversupply ini ada tiga langkah yang dilakukan PLN.

Untuk bisa menaikkan konsumsi listrik, pertama melalui penderasan penggunaan mobil listrik dan kompor induksi. Memang, dalam dua aspek ini butuh dukungan pemerintah dalam hal aturan maupun insentif agar penggunaan mobil listrik dan kompor induksi.

"Arahan dari Pak Presiden juga bagaimana caranya kita bisa menekan impor minyak dengan menggunakan sumber energi domestik, dalam hal ini listrik. Jadi penggunaan mobil listrik ataupun kompor induksi jadi salah satu yang cepat dilakukan," ujar Darmawan dalam konferensi pers di Kantor Pusat PLN.

Langkah kedua, kata Darmawan, PLN saat ini meningkatkan penggunaan listrik di sektor pertanian. Caranya, dengan membantu petani dengan menggantikan alat pertanian maupun pompa dari diesel ke listrik sehingga membuat petani lebih hemat.

Langkah ketiga, kata dia, adalah memanfaatkan captive market. PLN mengajak pelaku industri untuk bisa beralih memakai listrik PLN yang tadinya memakai pembangkit sendiri.

"Kami menawarkan keandalan listrik PLN dan juga efisiensi. Sehingga industri bisa fokus untuk meningkatkan produksi, pasokan listrik kami jamin dari PLN," ujar Darmawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement