REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menyampaikan, pengembangan keuangan syariah melalui integrasi ekosistem dinilai bisa sangat ampuh. Bank bisa bersaing saat berada dalam pengembangan ekosistem digital.
"Yang memiliki ekosistem terbesar itu yang bisa memenangkan persaingan, makanya sekarang masing-masing sudah berlomba kembangkan ekosistemnya," kata Piter dalam Webinar Transformasi Digital Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah yang digelar Republika, Rabu (1/12).
Hubungan antara bank dengan fintech, e-commerce, dan ekosistem pendukung lain akan sangat memudahkan nasabah. Karena nasabah bisa merasakan banyak manfaat sekaligus dengan masuk ke ekosistem yang lengkap.
Ia mendorong agar hal tersebut bisa diraih industri syariah agar masyarakat dapat menikmati luasnya ekosistem yang dikembangkan syariah. Namun demikian, transformasi digital di sektor syariah ini sebenarnya belum cukup untuk membuat industri lebih mendominasi.
"Ini karena industri keuangan konvensional juga melakukan transformasi yang mungkin lebih jauh," kata dia.
Piter mengatakan, industri keuangan syariah tidak bisa hanya berharap pada mengadopsi perkembangan teknologi. Namun demikian, ia meyakini bahwa transformasi digital di sektor keuangan syariah akan membuka peluang agar perkembangan industri menjadi lebih masif.
Industri keuangan syariah bisa lebih bersaing dan mendampingi sistem konvensional yang sudah ada. Transformasi tersebut juga seharusnya bisa menjawab tantangan-tantangan yang selama ini di keuangan syariah, seperti pricing yang mahal serta konektivitas.