Selasa 30 Nov 2021 13:46 WIB

Bersiaplah Hadapi Ujian Covid-19 di Akhir Tahun

Godaan perayaan akhir tahun berpotensi meledaknya lagi kasus Covid-19.

Perayaan tahun baru berpotensi meningkatkan lagi angka Covid-19. Foto pesta kembang api perayaan malam pergantian tahun. (ilustrasi)
Foto: Antara
Perayaan tahun baru berpotensi meningkatkan lagi angka Covid-19. Foto pesta kembang api perayaan malam pergantian tahun. (ilustrasi)

Oleh : Gita Amanda, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Penghujung tahun biasanya jadi momen yang banyak dinantikan masyarakat. Banyak "pesta" atau "perayaan" yang umumnya di gelar sebelum menutup tahun.

Mulai dari hari raya Natal bagi umat kristiani, liburan anak sekolah hingga momen pergantian tahun. Sebelum pandemi, momen akhir tahun juga jadi ajang banyak keluarga menghabiskan waktu liburan bersama.

Namun, sejak pandemi melanda kurang lebih dua tahun lalu. Momen akhir tahun ini selalu menyisakan kekhawatiran. Bagaimana tidak? Biasanya, selepas akhir tahun angka kenaikan kasus kerap terjadi.

Seperti dejavu, semua kejadian kerap terulang. Semoga tidak dengan tahun ini. Awal tahun 2021 lalu, pascamomen perayaan akhir tahun angka kasus kembali merangkak perlahan. Hingga menemui puncaknya pada sekitar pertengahan tahun di bulan Juni-Agustus.

Masih segar diingatan saya, momen-momen mencekam kala itu. Saat virus varian Delta mulai masuk. Disebut memiliki tingkat penularan tinggi, terbukti virus corona varian Delta merenggut banyak sekali nyawa.

Bunyi sirine ambulans pada bulan-bulan itu tak henti terdengar. Berita kematian seliweran di layar televisi maupun dari toa-toa masjid dan mushola di lingkungan rumah.

Tak terbayangkan saat itu, bagaimana kita akhirnya bisa melalui semua. Angka penularan kini sudah jauh menurun begitu pula angka kematian. Ditambah lagi capaian vaksinasi yang semakin meluas.

Masyarakat juga sudah mulai beraktivitas normal. Tempat-tempat umum mulai dibuka, perkantoran, pusat perbelanjaan bahkan sekolah.

Namun, kini ada yang harus kembali di waspadai. Varian baru Covid-19 mulai kembali unjuk gigi. Di sejumlah negara, varian yang dikenal dengan Omicron mulai kembali menghantui. Meski sudah ada vaksinasi, tapi tetap saja angka penularannya mulai membuat khawatir.

Virus varian baru Covid-19 yang disebut-sebut berasal dari Afrika ini sudah menyambangi sejumlah negara besar. Amerika, sejumlah negara Eropa hingga negara tetangga kita di Asia, mulai merasakan kembali cengkraman virus Corona.

Saya selalu menganalogikan ini bak ujian sekolah. Anggaplah negara-negara yang sudah terdeteksi Omicron sebagai kelas lain yang sudah lebih dulu menempuh ujian. Semua pemberitaan dan informasi tentang Omicron saat ini, seperti kisi-kisi atau bocoran ujian. Masa iya kita yang sudah dikasih tahu kisi-kisi atau bocoran dari "ujian" itu nggak mau belajar dan mempersiapkan diri.

Yang harus kita lakukan sekarang tentu harus bersiap dengan semaksimal mungkin. Bersiap agar jika "ujian" virus itu benar-benar menyambangi, kita sudah siap. Karena akan bodoh sekali jika, "bocoran ujian" sudah di tangan, tapi kita nggak mau bersiap dan belajar.

Pemerintah kini tampaknya sedang berupaya, membuat segala macam aturan mengantisipasi penularan terjadi. Mulai dari memperbarui aturan karantina, aturan perjalanan luar negeri, sampai kembali mengedukasi masyarakat pentingnya protokol kesehatan.

Tapi, urusan pengendalian virus ini bukan kerjaan pemerintah semata. Perlu dukungan banyak sekali pihak, ya, termasuk masyarakat.

Dikutip dari laman resminya, WHO mengatakan, disiplin protokol kesehatan adalah langkah mudah, namun efektif guna mencegah penularan varian terbaru virus ini. Langkah mudah. Kalau kata WHO, itu langkah mudah kenapa tidak bisa kita lakukan, sih? Ini yang kadang bikin gemas.

Apalagi belakangan, mulai banyak masyarakat abai protokol kesehatan. Masker nggak lagi dipakai, jaga jarak dilupakan, apalagi cuci tangan. Kenapa kebiasan-kebiasan baik yang selama ini kita sudah terapkan tidak diteruskan? Padahal dengan tetap menjaga protokol kesehatan ketat, kita sudah memberi sumbangsih besar untuk pencegahan peningkatan kasus Covid-19 di negeri ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement