REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif perusahaan. Dia akan digantikan oleh kepala teknologi saat ini, Parag Agrawal, kata Twitter, dilansir di BBC, Selasa (30/11).
Dorsey, yang ikut mendirikan Twitter pada tahun 2006, telah menjabat sebagai kepala eksekutif Twitter dan perusahaan pembayaran Square. "Akhirnya saatnya bagi saya untuk pergi" tulisnya dalam sebuah pernyataan. Ia mengatakan perusahaan itu 'siap untuk move on'.
Dorsey mengatakan dia memiliki kepercayaan dalam pada penggantinya. "Saya sangat berterima kasih atas keterampilan, hati, dan jiwanya. Saatnya untuk memimpin," katanya.
Agrawal bergabung dengan Twitter pada tahun 2011. Ia telah menjadi kepala teknologi perusahaan sejak 2017.
Dorsey menantang konvensi perusahaan dengan cincin hidung, janggut panjang, dan rezim kesehatan termasuk yoga dan makan hanya satu kali sehari. Namun dia mendapat tekanan dari investor, yang merasa Twitter tidak mendapatkan fokus yang dibutuhkan saat dia juga menjalankan Square.
Pada Ahad (29/11), Dorsey mencicit, "Saya cinta Twitter,"
"Tidak yakin ada yang mendengar, tapi saya mengundurkan diri dari Twitter," katanya dalam pesan terpisah.
"Ada banyak pembicaraan tentang pentingnya sebuah perusahaan yang 'dipimpin oleh pendiri'. Pada akhirnya saya percaya itu sangat membatasi dan satu titik kegagalan," tulisnya dalam email terlampir yang dia kirimkan kepada staf.
Dia menambahkan bahwa dia akan meninggalkan dewan setelah masa jabatannya berakhir. "Mengapa tidak bertahan atau menjadi dewan? Saya percaya sangat penting untuk memberi Parag ruang yang dia butuhkan untuk memimpin," katanya
Harga saham Twitter melonjak ketika rumor kepergian Dorsey muncul, pertama kali dilaporkan oleh CNBC. Tetapi pada sore hari saham diperdagangkan di bawah nilainya pada akhir minggu lalu.
Victoria Scholar, analis investasi di Interactive Investor, mengatakan perkembangan itu tidak mengejutkan anggota dewan Twitter yang dilaporkan telah bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Dorsey sejak tahun lalu.
"Perubahan itu dilihat sebagai cara bagi Twitter untuk membuka lembaran baru dan mengambil risiko yang lebih besar," katanya.
Mungkin langkah paling berani Dorsey adalah melarang mantan Presiden Donald Trump dari platform ini, menyusul kerusuhan di gedung Capitol. Ini memicu kritik keras dari para pendukung Trump.
"Orang-orang cenderung menyamakan Jack Dorsey dengan sensor Twitter, tetapi menurut saya dia benar-benar melakukan apa yang dia bisa selama beberapa tahun terakhir ini untuk menjaga platform tetap terbuka," ujar Mike Solana, kepala perusahaan ekuitas swasta Founders Fund.