REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan lalu, Facebook membuat heboh dengan mengubah nama induknya menjadi Meta. Pengubahan ini merupakan upaya mengejar peluang di "metaverse". Kini, sejumlah perusahaan mengumumkan rencana realitas virtual (VR) mereka sendiri.
Metaverse adalah istilah yang diciptakan dalam novel fiksi ilmiah 1992 Snow Crash untuk menggabungkan awalan "meta", yang artinya menunjukkan atau menyarankan kesadaran eksplisit tentang dirinya sendiri, dan kata "verse" untuk menggambarkan alam semesta virtual yang diakses oleh teknologi VR.
Dunia virtual ini dapat mengubah cara kita bekerja, berbisnis, berjejaring, dan berbelanja, yang semuanya memberi peluang besar bagi merek.
Berikut beberapa perusahaan yang sedang membangun metaverse ini, dilansir di Euronews, Selasa (23/11):
Tencent
Media sosial dan raksasa game China, Tencent, dilaporkan memasuki metaverse. Para ahli mengatakan dunia virtual tersebut bisa menjadi pertempuran antara Meta dan Tencent.
South China Morning Post melaporkan tahun ini bahwa perusahaan China itu mendaftarkan banyak merek dagang terkait metaverse untuk situs sosialnya QQ. Tetapi perusahaan belum secara resmi mengumumkan rencana untuk memulai metaverse.
Tencent memiliki kemitraan strategis seperti dengan Epic Games dan platform gim Roblox. Selain itu, kerajaan Tencent mencakup kantor virtual dan pembayaran seluler, sehingga akan memiliki audiens yang besar di berbagai industri.
Tetapi tindakan keras China saat ini terhadap industri Internet dapat berarti metaverse memiliki masa depan yang tidak pasti. Tencent telah mengatakan bahwa mereka percaya Beijing pada dasarnya tidak menolak pengembangan metaverse, selama pengalaman pengguna disediakan di bawah kerangka peraturan.