Rabu 17 Nov 2021 20:56 WIB

Survei: UMKM Bertahan Selama Pandemi dengan Platform Digital

Platform digital membantu sektor UKM untuk memenuhi permintaan online.

Untuk pertama kalinya, laporan SEA e-Conomy oleh Google, Temsek, dan Bain & Company membahas sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan menemukan 1 dari 3 pedagang percaya mereka dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19 berkat platform digital.
Foto: istimewa
Untuk pertama kalinya, laporan SEA e-Conomy oleh Google, Temsek, dan Bain & Company membahas sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan menemukan 1 dari 3 pedagang percaya mereka dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19 berkat platform digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya, laporan SEA e-Conomy oleh Google, Temsek, dan Bain & Company membahas sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan menemukan 1 dari 3 pedagang percaya mereka dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19 berkat platform digital. Survei tersebut dilakukan terhadap 3.000 pedang digital atau digital merchant di enam negara di Asia Tenggara untuk mengetahui cara mereka menggunakan platform digital dan layanan keuangan guna melewati pandemi.

"Di Indonesia, sebanyak 28 persen pedagang mengatakan mereka tidak akan bisa bertahan jika tidak berjualan di platform digital," kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf saat virtual media briefing, Rabu (17/11).

Baca Juga

Para pedagang digital rata-rata menggunakan dua platform digital untuk memenuhi permintaan konsumen secara online. Adapun layanan digital yang paling banyak digunakan adalah pembayaran digital sebesar 95 persen, transfer dana digital sebesar 91 persen, asuransi digital 68 persen, dan pinjaman digital 51 persen.

Dari jumlah tersebut, sebagian besar mengungkapkan adanya kemungkinan peningkatan penggunaan layanan dalam satu hingga dua tahun ke depan, yaitu pembayaran digital 77 persen, transfer dana digital 71 persen, asuransi digital 47 persen, dan pinjaman digital 37 persen. Sementara itu, sisanya menyebutkan bahwa penggunaan layanan digital kemungkinan akan tetap sama dalam satu hingga dua tahun ke depan.

Associate Partner Bain & Company Willy Chang mengatakan, saat ini Indonesia terus menarik perhatian sebagai rumah bagi salah satu ekosistem digital paling dinamis di Asia Tenggara. "Penerapan berkelanjutan dan investasi pada faktor-faktor pendukung utama seperti pembayaran digital, kredit konsumen, termasuk produk buy now pay later dan last mile logistic akan membantu meningkatkan penetrasi digital secara keseluruhan di kalangan konsumen dan UKM," ujarnya.

Laporan yang berjudul "Roaring 20s: The SEA Digital Decade" itu juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat di semua sektor ekonomi digital Indonesia, dipimpin oleh sektor e-commerce yang pertumbuhannya mencapai 52 persen dari tahun ke tahun. Bahkan, ekonomi internet Indonesia secara keseluruhan memiliki Gross Merchandise Value (GMV) senilai 70 miliar dolar AS atau Rp997,6 triliun pada tahun 2021 dan diperkirakan naik dua kali lipat menjadi 146 miliar dolar atau lebih dari Rp2.000 triliun hingga tahun 2025.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement