REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pertanian pada bulan Oktober 2021 mencapai 410 juta dolar AS. Capaian tersebut menandakan ekspor pertanian tumbuh sebesar 2,7 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Terdapat tiga komoditas yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan tersebut.
"Untuk sektor pertanian, porsi terbesar diisi oleh kopi sebesar 22,63 persen, buah-buahan tahunan 14,01 persen, dan tanaman obat aromatik dan rempah-rempah sebesar 13,19 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono, dalam konferensi pers, Senin (15/11).
Sementara bila dilihat pertumbuhan bulanan, Margo menyebutkan sarang burung walet tumbuh secara signifikan. "Sarang Burung Walet meningkat 52 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Begitupun buah-buahan tahunan yang tumbuh sebesar 49,83 persen dan kopi sebesar 12,15 persen," ungkapnya.
Tak hanya sejumlah komoditas tersebut di atas, Margo turut menyebutkan produk pertanian ikut mendongkrak kinerja ekspor sektor industri pengolahan. Minyak kelapa sawit tercatat berkontribusi sebesar 18,52 persen dari total ekspor industri pengolahan yang mencapai 16,07 miliar dolar AS.
Selain minyak kelapa sawit, produk-produk kimia dasar organik yang bersumber dari pertanian juga tumbuh sebesar 3,74 persen.
Besarnya kontribusi dua produk pertanian di industri pengolahan tersebut juga ditandai dengan pertumbuhan nilai ekspor yang sangat tinggi bulan ini.
Pertumbuhan ekspor minyak kelapa sawit mencapai 76,54 persen dan kimia dasar organik yang bersumber dari pertanian 77,74 persen, bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia menembus 22,03 miliar dolar AS. "Kinerja nilai ekspor kita lebih baik dari tahun 2019 maupun 2020. Semoga hal ini bisa berdampak pada pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri menyampaikan bahwa kenaikan ekspor pertanian di bulan ini diraih dengan penuh kerja keras dari para petani Indonesia yang berkolaborasi dengan semua pihak.
Di sisi lain, pemerintah juga terus mendorong peningkatan produksi dan memfasilitasi kepentingan ekspor melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) dan momentum merdeka ekspor.
"Kita apresiasi kerja keras semua pihak, termasuk para petani yang berkolaborasi dengan pemerintah, sehingga kebutuhan pangan tercukupi bahkan cenderung surplus," ujar dia.