REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat dari Pusat Studi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Syamsul Anam mengatakan dukungan pemerintah kepada PT Waskita Karya (Persero) untuk menjalankan delapan stream penyehatan keuangan merupakan langkah tepat. Syamsul menyebut Waskita merupakan salah satu BUMN mengalami tantangan kinerja akibat dampak pandemi.
"Saya kira momentumnya tepat," ujar Syamsul saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Senin (15/11).
Syamsul meyakini dukungan berupa penjaminan pemerintah untuk fasilitas modal kerja sindikasi hingga Penyertaan Modal Negara (PMN) akan kembali memperkuat struktur keuangan Waskita agar kembali melesat ke depan.
"Seluruh sektor perekonomian domestik dan global saat ini tengah bersiap untuk reborn setelah nyaris dua tahun tertatih-tatih akibat pandemi," ucap Syamsul.
Syamsul menilai pemerintah harus segera memanfaatkan momentum pemulihan dalam kembali menggenjot proyek infrastruktur yang sempat tertunda akibat pandemi.
"Hemat saya, langkah yang diambil pemerintah sejalan dengan konteks pemulihan ekonomi nasional dan merespons pertumbuhan positif pada pasar regional," ucap Syamsul.
Associate Director BUMN Research Group LMUI Toto Pranoto mengatakan dukungan pemerintah kepada Waskita merupakan hal yang wajar. Pasalnya, sebagian besar proyek Waskita merupakan penugasan dari pemerintah.
"Artinya dari segi financing mestinya pemerintah yang bertanggung jawab. Namun karena kemudian tugas ini dikerjakan Waskita, termasuk mencari alternatif financing maka beban utang tentu menumpuk," ujar Toto.
Toto menilai hal yang wajar jika pemerintah membuat kebijakan penjaminan utang Waskita kepada Himbara atau melakukan penjaminan utang modal kerja yang diajukan Waskita.
Kendati begitu, Toto menilai Waskita juga harus mampu melakukan perbaikan struktur keuangan ke depan, dengan lebih menyeimbangkan penggunaan unsur ekuitas. Selain itu, ucap Toto, Waskita juga harus melakukan diversivikasi produk dan market agar lebih resilience menghadapi berbagai tantangan ke depan. Kata Toto, diversifikasi produk untuk meluaskan kompetensi perusahaan di luar jasa konstruksi seperti fokus di bisnis EPC.
"Sementara diversifikasi market untuk melepaskan ketergantungan pada pasar pemerintah, BUMN , atau afiliasinya sehingga bisnis mereka bisa lebih terjamin going concern-nya," kata Toto.