Rabu 10 Nov 2021 09:59 WIB

Dibuka Melemah, IHSG Dibayangi Aksi Ambil Untung

Investor melakukan aksi jual karena khawatir tekanan inflasi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan hari ini, Rabu (10/11). IHSG sempat dibuka turun ke zona merah di level 6.665,54 sebelum kembali menguat ke posisi 6.681,73.

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan pergerakan IHSG ini sejalan dengan indeks saham di Asia yang dibuka variatif dengan kecenderungan turun setelah indeks saham utama di Wall Street semalam di tutup melemah.

Baca Juga

"Investor melakukan aksi jual untuk mengambil untung (profit-taking) dan karena khawatir mengenai tekanan inflasi," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Rabu (10/11).

Di pasar obligasi, imbal hasil surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun turun 6,3 bps menjadi 1,43 persen dari 1,49 persen di hari sebelumnya. Data Producer Price Index (PPI) AS untuk bulan Oktober memperlihatkan di tingkat produsen terjadi kenaikan harga mencapai 8,6 persen.

Menurut riset, investor akan mengantisipasi rilis data Consumer price Index atau CPI untuk bulan Oktober dengan perkiraan CPI akan naik 5,9 persen (YoY), lebih cepat dari kenaikan 5,4 persen (YoY) di bulan September. Jika data CPI keluar sesuai dengan perkiraan, maka ini akan menjadi laju kenaikan tercepat sejak 1990.

Investor juga menanti rilis data pasar tenaga kerja AS (Weekly Jobless Claims) di mana jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) untuk minggu yang berakhir 5 November 5 diprediksi mencapai 260 ribu, turun dari 269 ribu pada minggu sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement