REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) di tahun 2021 menunjukkan pertumbuhan yang cukup agresif. Kinerja tersebut dibarengi dengan upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang terus berlanjut.
Pupuk Kaltim tercatat berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 4,19 triliun pada kuartal III 2021. Laba tersebut sekitar 288 persen dari target pada kuartal tersebut. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang petrokimia dan pupuk, PKT menyadari bahwa pertumbuhan tersebut harus dibarengi dengan aktivitas bisnis yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, sejak 2008 komitmen PKT dalam penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) dilaporkan secara transparan lewat laporan keberlanjutan yang dikeluarkan untuk publik rutin setiap tahunnya.
Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta, mengatakan, penghargaan ini menjadi cerminan kinerja unggul PKT dalam menjaga keberlanjutan perusahaan dan lingkungan, dengan terus membangun ekosistem bisnis yang berfokus pada ESG secara konsisten.
"Dalam setahun terakhir, perusahaan mampu menekan volume emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 683.520,26 ton CO2 atau setara 16,73 persen dari total beban emisi perusahaan," katanya dalam keterangan resmi, akhir pekan ini.
Begitu juga untuk efisiensi air, ia mengatakan telah mendaur ulang sebesar 7.732.730 meter kubik atau sekitar 80,87 persen dari total kebutuhan air selama 2020.
Adapun, berbagai program yang dijalankan Pupuk Kaltim mencakup tiga pilar ekonomi, sosial dan lingkungan yang diselaraskan dengan 17 indikator Sustainable Development Goals (SDGs).
Pengelolaan lingkungan merupakan aspek utama yang menjadi perhatian serius PKT, didukung kesadaran penuh seluruh insan perusahaan.
Inovasi yang digagas juga merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendorong terciptanya stabilitas lingkungan yang lebih baik, untuk menekan pencemaran dan dampak aktivitas industri semaksimal mungkin.
“Dorongan bagi insan perusahaan tak hanya melalui pengembangan inovasi, tapi juga aksi nyata penyelamatan lingkungan dan ekosistem dalam mewujudkan keseimbangan antara profit, people dan planet sebagai salah satu misi perusahaan,” terang Hanggara.
Peningkatan kinerja lingkungan juga dilaksanakan Pmelalui kebijakan Life Cycle Assesment (LCA) yang mencakup lima aspek lingkungan, yakni efisiensi air dan penurunan beban pencemaran air limbah, pengurangan pencemaran udara, 3R limbah B3, 3R limbah non B3, serta perlindungan keanekaragaman hayati.
Sementara dari sisi sosial dalam mendorong terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, perusahaan melakukannya melalui pemberdayaan hingga pembinaan masyarakat secara berkesinambungan.
Dirinya menekankan konsep keberlanjutan telah menjadi bagian perseroan dalam menjalankan aktivitas bisnis, yang diimplementasikan secara terintegrasi dan terstruktur.
"Dukungan SDM yang andal dalam pengembangan program perusahaan, direalisasikan secara kontinyu dengan mengedepankan aspek manfaat bagi seluruh bidang kehidupan. Ke depan, keberlangsungan bisnis perusahaan akan terus berjalan dengan konsep keberlanjutan, untuk dunia yang lebih baik bagi generasi penerus di masa depan,” pungkas Hanggara.