REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memasuki tahun kedua Pandemi Covid-19, kinerja bisnis Bank BJB kian tumbuh. Salah satunya tecermin dari raihan laba bersih Bank BJB di triwulan III-2021 yang tumbuh 17,5 persen secara year on year (yoy) menjadi sebesar Rp 1,4 triliun.
Pertumbuhan tersebut diikuti peningkatan nilai aset perseroan, yang tumbuh sebesar 7,9 persen yoy atau mencapai Rp 159,3 triliun. Begitupun pada sektor kredit yang menjadi ujung tombak pendapatan, mampu tumbuh 6,9 persen yoy menjadi Rp 95,1 triliun.
Pertumbuhan kredit itu melampaui rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional, yang per Juli 2021 hanya 2,21 persen. Bank BJB mampu mengimbangi pertumbuhan kredit dengan menjaga tingkat NPL atau kredit macet di posisi 1,3 persen. NPL kredit Bank BJB itu jauh lebih baik dari rata-rata NPL bank nasional yang berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2021 sebesar 3,35 persen.
‘’Catatan positif Bank BJB ini seiring sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang bergerak positif,’’ ujar Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi dalam acara Analyst Meeting Triwulan III-2021 dan Public Expose Bank BJB 2021 yang diselenggarakan secara hybrid, Selasa (26/10).
Kendati situasi pandemi masih menunjukkan ketidakpastian, pihaknya dengan gerak cepat sanggup mengonversi tantangan yang dihadapi dalam segala lini usaha menjadi peluang tumbuh. Kata Yuddy, tren yang menggembirakan tersebut tidak lepas dari soliditas internal dan kerja sama yang berorientasi kemitraan, sehingga kepercayaan publik terhadap Bank BJB kiat menguat.
Di samping kinerja secara finansial, kata Yuddy, Bank BJB juga concern terhadap bisnis yang berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek-aspek environment, social dan governance. Mengacu pada POJK 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik, pihaknya berkomitmen melangkah satu demi satu untuk menjadi perbankan yang sustainable.