REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Bupati Sukoharjo, Etik Suryani melakukan panen padi hasil indeks pertanaman empat kali setahun di Desa Tegalsari, Kecamatam Weru, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (12/10). Sistem pertanaman padi empat kali setahun merupakan salah satu terobosan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi padi, meningkatkan ketahanan pangan nasional dan nilai tambah yang diperoleh petani.
"Negara ini tidak boleh kalah dengan negara lain dan kehidupan ini harus lebih baik dari hari kemarin. Yang paling tersedia di depan mata kita untuk memperbaiki negara adalah sektor pertanian. Tanam padi dengan IP 400 artinya tanam empat kali setahun, ini meningkatkan produksi dan pendapatan petani," kata Syahrul dalam siaran pers, Selasa (12/10).
Mantan Gubernur Sulsel dua periode ini menjelaskan kegiatan panen di Kabupaten Sukoharjo ini untuk memastikan lahan yang cukup baik harusnya tidak dimanfaatkan untuk penanaman padi hanya satu, dua, hingga tiga kali dalam setahun, namun harus bisa hingga empat kali setahun. Terbukti, saat ini Kabupaten Sukoharjo mampu membuktikan seluas 2.000 hektar menanam padi 4 kali setahun.
"Tadi kita sudah tanya ke petani, hasilnya dalam satu musim tanam itu di atas Rp 30 juta. Kalau cuma dua kali setahun, hanya dapat Rp 60 juta dan membuang waktu juga dalam setahun. Jadi tanam padi empat kali setahun benar-benar menambah produksi dan penghasilan petani," jelasnya.
Syahrul menyebutkan untuk mewujudkan program penanaman padi empat kali setahun tentunya harus didukung dengan ketersediaan air, varietas padi unggul, mekanisasi, korporasi petani dan kelembagaannya harus disusun sehingga dari hulu ke hilir terintegrasi sehingga aspek pemasaran pun terjamin. Sesuai perintah Presiden Jokowi, lahan-lahan pertanian yang terkonsetrasi di atas 8.000 hektar harus ditingkatkan kelas rice milling unit (RMU) atau penggilingan padinya.
"Saya sudah minta tadi sama Bupati, agar ada RMU yang harus kita naikkan kelasnya agar menjadi persiapan kita lakukan ekspor. Tentu saja ini model tidak hanya untuk Sukoharjo tapi kita terapkan di seluruh Indonesia," terangnya.
"Tanam padi empat kali setahun ini adalah model untuk mengoptimalkan lahan. Jika saja 5 bulan lahan itu dibiarkan tidak tertanami itu artinya ada 1,5 musim tanam yang tidak terpakai berproduksi. Nah, ini harus kita kerja dengan mekanisasi dan pelatihan atau keterampilan kepada petani," ujarnya menambahkan.