REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform fintech peer to peer lending syariah, ALAMI memelopori program hari kerja empat hari dalam seminggu. Program ini diresmikan bertepatan dengan momen Hari Kesehatan Mental Sedunia 2021 yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2021 lalu.
Inisiatif kampanye #Bye5 dimulai dengan uji coba pemberlakuan empat hari kerja dalam seminggu. Sehingga hari Jumat dapat dimanfaatkan oleh karyawan untuk beribadah, melakukan hobi dan menyediakan lebih banyak waktu untuk beristirahat bersama keluarga.
Kebijakan berdasar dan berbekal beberapa hasil penelitian, salah satunya adalah survei yang dilakukan oleh Harvard Business Review di tahun 2019. Bahwa 64 persen pemimpin dari perusahaan yang telah menerapkan program empat hari kerja melaporkan adanya peningkatan produktivitas staf dan kualitas kerja.
Ini terlihat dari berkurangnya absen serta peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan. CEO ALAMI, Dima Djani mengatakan ALAMI merasa siap untuk menjalankan uji coba program ini, terlebih karena diawali dengan ikhtiar yang bertujuan pada kualitas karyawan serta bekal baik mereka di akhirat.
"Ada berbagai permasalahan dalam hidup setiap orang, seperti masalah kesehatan, keuangan, keselamatan, keluarga di rumah, dan tentunya tidak ada satupun orang yang menginginkan pekerjaannya menjadi sumber stres tambahan," kata Dima dalam keterangan pers, Selasa (12/10).
Menurut dia, perusahaan harus mengambil inisiatif, karena stres dapat membawa dampak buruk bagi pekerja dan juga perusahaan. Kekhawatiran Dima adalah kekhawatiran yang juga dirasakan oleh banyak pengusaha lainnya di dunia.
Pandemi yang sudah berlangsung selama 18 bulan terakhir telah berdampak buruk pada kesehatan mental jutaan pekerja di seluruh dunia. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas agar dapat bersaing secara profesional, di samping menjaga arus keuangan perusahaan agar tetap sehat.
Tidak jarang ini memojokkan perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya produksi, termasuk pemutusan hubungan kerja. Secara tidak langsung, situasi ini memaksa pekerja untuk untuk dapat bekerja lebih cepat, meningkatkan keterampilan dan seringkali mengesampingkan dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental mereka.
"Tekanan pada pekerjaan ini turut membebani pekerja di tengah kekalutan mereka dalam beradaptasi terhadap pola kerja jarak jauh, isolasi sosial, ketakutan akan paparan virus dan beban ekonomi di tengah badai resesi dan situasi yang penuh dengan ketidakpastian," katanya.
Hal ini kemudian mengakibatkan beberapa masalah terkait sumber daya perusahaan, beberapa di antaranya adalah tingkat burnout yang naik drastis. Angka ketidakhadiran yang tinggi, produktivitas dan semangat kerja yang rendah, serta tingginya turnover karyawan.
Di banyak tempat di dunia, jumlah pengunduran diri naik dengan cukup signifikan. Bahkan di Amerika Serikat, lebih dari empat juta orang melakukan pengunduran diri sejak bulan April 2021 lalu, sehingga fenomena ini disebut sebagai "Great Resignation".
Dima mengatakan, inisiatif yang dilakukan oleh ALAMI ini dinilai cukup strategis sebagai upaya untuk menjaga kualitas hidup karyawan ALAMI. Apalagi di tengah situasi yang kurang menguntungkan bagi para pekerja dan pengusaha di seluruh dunia ini.
Selain dimaksudkan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental pekerja, pemberlakuan empat hari kerja di ALAMI ini sekaligus menyediakan hari Jum’at sebagai hari libur yang dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak ibadah. Manajemen ALAMI menyediakan kegiatan-kegiatan ibadah bagi para karyawan pada hari Jumat.
Di antaranya membaca surat Al-Kahfi bersama-sama setelah subuh, dan sharing session serta kajian ilmu yang diisi oleh para asatidz. Sesuai misi ALAMI agar para karyawan dapat #ALAMISisiTerbaik mereka, #Bye5 melengkapi upaya ALAMI untuk menjaga iklim kerja yang menjunjung tinggi ibadah -work - life balance.
Di samping #Bye5, ALAMI telah menjalankan program 3T, yaitu Tadarus, Tahsin dan Tahfiz yang dilakukan di pagi hari sebelum memulai bekerja setiap hari. Para asatidz juga seringkali dihadirkan untuk mengisi kajian Jumat agar para squad terus dipertemukan dengan majelis ilmu setelah bekerja seminggu penuh.
"Kami memandang karyawan lebih dari sekedar angka dalam laporan operasional, mereka adalah manusia yang juga memiliki beragam kebutuhan hidup," katanya.
Pada akhirnya, setiap orang tidak hanya mencari nafkah, pengalaman dan karir di tempat kerja, tapi juga melihat apa yang dilakukan perusahaan yang dapat memperkaya kualitas hidup mereka. Sesuai dengan tema Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, sebagaimana ditetapkan oleh World Federation for Mental Health adalah Mental Health in an Unequal World, menyerukan agar akses layanan kesehatan mental dapat tersedia lebih luas untuk semua orang.
Tempat kerja disebut sebagai salah satu tempat yang dianggap menjadi penyebab terbanyak pada gangguan mental. Maka perusahaan diharapkan untuk turut serta mendukung kampanye ini dengan menyediakan iklim kerja yang menempatkan kesehatan fisik dan mental pekerja sebagai salah satu target pencapaian perusahaan.
"Langkah ini termasuk dalam ikhtiar kami dalam berkembang menjadi perusahaan yang membawa dampak sosial yang luas terhadap umat, tidak hanya melalui inovasi pada layanan dan produk kami saja, tapi juga terhadap elemen yang paling dekat pada keseharian kami, yaitu seluruh karyawan yang membuat inovasi-inovasi tersebut menjadi nyata.
Ia berharap dengan diberlakukannya program empat hari kerja beserta program-program yang disediakan di ALAMI, karyawan dapat bekerja dengan lebih bahagia, dan fisik serta mentalnya pun lebih sehat. Ini pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan semangat kerja.