Ahad 03 Oct 2021 14:46 WIB

Laba Perusahaan Sawit Ini Malah Naik 592,11 Persen

Laba periode lalu hanya Rp.100,61 miliar, tahun ini naik menjadi Rp.696,33 miliar

Pekerja mengumpulkan tandan buah segar kelapa sawit. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Akbar Tado
Pekerja mengumpulkan tandan buah segar kelapa sawit. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Perusahaan perkebunan sawit PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) sepanjang enam bulan pertama tahun 2021 mencatatkan laba periode yang diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat Rp696,33 miliar. Angka ini naik 592,11 persen dari laba tahun sebelumnya, yaitu Rp100,61 miliar.

Dalam siaran pers yang diterima Republika, laporan keuangan yang diterbitkan pada Kamis (30/9/2021), SSMS  meraih pendapatan Rp2,34 triliun hingga periode 30 Juni 2021. Meningkat 32,09 persen dari pendapatan Rp1,77 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Sehingga per 30 Juni 2021 laba bruto SSMS naik 25,87 persen menjadi Rp1,01 triliun dari laba bruto Rp805,53 miliar. Laba usaha diraih sebesar Rp679,12 miliar naik 73,05 persen dari laba usaha Rp392,44 miliar tahun sebelumnya.

Namun, perlu menjadi perhatian adalah perseroan membukukan pendapatan keuangan senilai Rp439,93 miliar naik 207,77 persen dari keuntungan keuangan periode sama tahun sebelumnya Rp142,94 miliar. Sehingga laba sebelum pajak tercatat Rp839,04 miliar naik 275,59 persen dari laba sebelum pajak Rp223,39 miliar tahun sebelumnya.

Total aset perseroan mencapai Rp13,24 triliun hingga periode 30 Juni 2021 naik 3,79 persen dari total aset Rp12,78 triliun hingga periode 31 Desember 2020. Pertumbuhan tersebut dikontribusikan oleh ekuitas sebesar Rp5,29 triliun naik dari akhir 2020 Rp4,87 triliun dan liabilitas Rp7,94 triliun naik dari sebelumnya Rp7,90 triliun.

Adapun posisi keuangan SSMS yang neto yang didapat dari aktivitas operasi per 30 Juni 2021 sebesar Rp533,97 miliar naik persen dari sebelumnya Rp248,13 miliar.

PT SSMS hingga Agustus 2021 merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 302,50 miliar atau sebesar 55% dari total anggaran belanja modal perseroan sebesar Rp550 miliar. Belanja modal SSMS di semester I/2021 itu digunakan untuk membiayai pembangunan, pemeliharaan infrastruktur perkebunan, dan membeli alat-alat berat yang menunjang efektivitas operasional perkebunan untuk menghasilkan tandan buah segar (TBS) berkualitas dan kuantitas yang baik, agar dapat memaksimalkan pasokan TBS pada kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS).

Perseroan pada semester II tahun ini berencana mengalokasikan capex untuk menyokong pertumbuhan operasional dan pengembangan bisnis. Pengembangan bisnis ini seiring dengan rencana SSMS untuk menjajaki ekspansi bisnis di semester II/2021, antara lain rencana penambahan luas lahan perkebunan kelapa sawit, khususnya di Kalimantan Tengah.

"Saat ini total luas kebun inti perseroan mencapai 68.880 hektare. Kami tetap membuka peluang apabila ada momentum untuk pengembangan bisnis dan profit. Mengingat adanya moratorium lahan, SSMS terbuka dalam penambahan lahan perkebunan dan ekspansi perkebunan sawit asalkan sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan yang sudah diterapkan oleh SSMS," tutur Corporate Secretary SSMS, Swasti Kartikaningtyas.

Untuk produksi CPO, SSMS memproyeksikan produksi CPO pada kuartal II/2021 meningkat sekitar 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "SSMS terus mengupayakan peningkatan produksi CPO dapat melebihi dari tahun sebelumnya, sejak awal kami menargetkan meningkat sekitar 10-15%, atau sekitar 515.000 metrik ton (MT) dari 8 PKS milik perseroan. Sekedar mengingatkan, realisasi produksi CPO SSMS di tahun lalu sebesar 448.185 MT," ucap Swasti.

Dengan momen harga CPO yang cukup tinggi, SSMS terus mengupayakan penjualan CPO dapat melampaui realisasi penjualan CPO di tahun lalu. Permintaan dan penjualan CPO SSMS masih sangat baik. Ini tercermin  dari penjualan CPO pada Juni 2021 yang diperkirakan meningkat sekitar 31% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Selain peningkatan harga CPO, sentimen positifnya adalah meningkatnya harga komoditi internasional, seperti meningkatnya harga palm kernel (PK) dan palm kernel oil (PKO).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement