REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arief Prasetyo Adi optimistis penggabungan sejumlah BUMN klaster pangan akan memperkuat upaya transformasi ekosistem pangan, mulai dari sektor pertanian, sektor perikanan, perdagangan dan logistik saling bersinergi dalam mendukung ekosistem pangan nasional. Penggabungan juga meningkatkan manfaat di sepanjang rantai nilai pangan kepada petani, peternak, nelayan termasuk UMKM dan konsumen.
Arief mencontohkan bergabungnya PT Pertani ke dalam PT Sang Hyang Seri (SHS) merupakan upaya dalam meningkatkan pengembangan corporate farming, membangun merek retail seperti inovasi produk retail Beras Ratu Mutiara kemasan kontainer milik Pertani, mengembangkan produk premium, meningkatkan volume bisnis benih, produksi, dan penjualan.
"(Penggabungan Pertani dengan SHS) membuka peluang ekspor seperti beberapa bulan lalu SHS telah melaksanakan nota kesepahaman ekspor beras dengan Al Batlah di Arab Saudi," ujar Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/9).
Penggabungan BUMN, lanjut Arief, dapat memperkuat untuk menciptakan ekosistem end to end// pangan nasional. Menurut Arief, penggabungan SHS dan Pertani dapat berperan di hulu dan berkolaborasi dengan para petani plasma dengan memproduksi beras, benih, jagung, dan produk hortikultura lainnya.
Sementara itu, penggabungan Perikanan Nusantara (Perinus) dan Perikanan Indonesia (Perikanan) saling menguatkan memajukan sektor perikanan melalui kerja sama para nelayan maupun petambak dengan menghadirkan produk-produk ikan yang berkualitas.
"Sedangkan PPI dan BGR Logistics dapat saling melengkapi pada sektor trading dan logistik secara retail, domestik, hingga pasar global melalui ekspor produk-produk pangan Indonesia," ucap Arief.
Arief menegaskan penggabungan BUMN tidak berdampak pada karyawan yang digabung dan tidak ada pengurangan. Kata Arief, seluruh kewajiban perusahaan BUMN yang digabungkan berkomitmen melakukan kewajiban pelayanan kepada seluruh stakeholders meliputi konsumen, mitra atau relasi, suplier, investor dan kewajiban kepada pemangku kepentingan lainnya.
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan proses merger ditujukan terhadap BUMN yang memiliki fokus bisnis yang sama. Ia mencontohkan penggabungan PT Pertani ke dalam PT Sang Hyang Seri yang sama-sama bergerak di sektor pertanian, PT Perikanan Nusantara (Perinus) yang bergabung dengan PT Perikanan Indonesia (Perindo) yang memiliki fokus perikanan, serta BGR Logistics yang dimerger ke dalam Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang sama-sama bergerak di sektor perdagangan dan logistik.
Arya mengungkapkan proses penggabungan BUMN ini juga bagian dalam pembentukan holding BUMN pangan yang dipimpin PT RNI, Arya meyakini proses penggabungan sejumlah BUMN klaster pangan akan memperkuat ekosistem pangan nasional ke depan.
"Ini langkah Pak Erick Thohir supaya satu kesatuan ekosistem dalam membantu industri pangan dan BUMN-BUMN dengan diholding mereka akan lebih fokus, kuat, dan tidak saling bersaing," kata Arya.