REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (21/9) sore ditutup menguat usai Bank Indonesia menahan suku bunga acuannya. Rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.238 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.243 per dolar AS.
"Dari internasional, pelaku pasar sedikit wait-and-see jelang pertemuan The Fed pekan ini. Jadinya, ditahannya suku bunga acuan BI menjadi sentimen positif yang mendominasi perdagangan hari ini," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Selasa (21/9).
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 September 2021 memutuskan untuk mempertahankan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen, suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.Bank sentral menyatakan keputusan itu sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menurut Nikolas, saat ini sejumlah negara menunggu arahan dari The Fed sebelum memutuskan kebijakan moneternya."Fokus utama saat ini di pertemuan The Fed masih memperhatikan sinyal terkait pengetatan kebijakan moneter di AS," ujar Nikolas.
Rupiah pada Selasa (21/9) pagi dibuka melemah ke posisi Rp14.255 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.237 per dolar AS hingga Rp14.255 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa menguat ke posisi Rp14.244 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.251 per dolar AS.