Kamis 16 Sep 2021 18:57 WIB

Himbara Gandeng idEA demi Kembangkan DigiKU

Himbara dan idEA yakin DigiKU bisa meminimalisasi kehadiran Pinjol ilegal

Menggandeng industri e-commerce, DigiKU membuka akses sangat luas bagi pelaku usaha yang sudah onboard di platform
Foto: istimewa
Menggandeng industri e-commerce, DigiKU membuka akses sangat luas bagi pelaku usaha yang sudah onboard di platform

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kebutuhan dana tunai untuk membangun kembali usaha yang sempat terdampak pandemi menjadi isu utama yang dihadapi pelaku UMKM di Indonesia. Membangun usaha kembali, sama artinya dengan membangun perekonomian keluarga sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Sayangnya, sebagian dari mereka, tak lagi berpikir panjang untuk bisa mendapat pinjaman hingga berujung pada jeratan masalah baru yang lebih pelik. 

Kondisi tersebut terbukti, salah satunya, dengan terus bertambahnya orang yang akhirnya melapor sebagai korban dari menjamurnya pinjaman online ilegal atau yang dikenal dengan sebutan pinjol. 

Pinjol ilegal memang bermunculan bak sebuah solusi bagi pelaku UMKM yang menawarkan kemudahan dan kecepatan proses pengajuan pinjaman. Hanya KTP dan akses pada ponsel pribadinya, seseorang akan dengan mudah mendapat pinjaman bahkan hingga Rp 20 juta. 

Kemudahan dan kecepatan seperti ini sebelumnya tidak bisa diperoleh dari perbankan. Banyak masyarakat yang urung mengajukan kredit ke bank dan memilih pinjol karena menginginkan pencairan yang lebih cepat tanpa harus menyerahkan berlembar-lembar dokumen. Situasi yang kini akan dijawab oleh hadirnya Gerakan DigiKU. 

Menggandeng industri e-commerce, DigiKU membuka akses sangat luas bagi pelaku usaha yang sudah onboard di platform. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam sambutannya menegaskan pentingnya mendukung transformasi digital dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM.

"Kami berharap digiKu dapat semakin menyasar para pelaku usaha secara daring dan mempermudah pengajuan pinjaman dengan suku bunga kredit yang rendah dan terjangkau, dengan jangka waktu yang sesuai," kata Perry di Jakarta, Kamis (16/9).

Gubernur BI ini juga berharap ada penyelarasan digiKU dengan QRIS agar semua transaksi pelaku usaha bisa tercatat secara digital. “Hal ini nantinya dapat menjadi parameter kredit scoring sehingga membantu pelaku usaha dalam mengajukan kredit,” katanya menambahkan. 

Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga menyambut baik kerja sama ini karena akan sangat membantu pelaku usaha. “Kami berharap banyak pelaku UMKM yang akan terbantu. Selama penyelenggaraan Gernas BBI saja penambahan jumlah yang onboard ke platform e-commerce sudah mencapai 8 juta pelaku usaha. Belum lagi yang sudah lebih dulu onboard,” kata Bima. “Kami yakin ini akan secara signifikan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia."

Ketua Himbara, Sunarso,  menyatakan optimismenya. “Selain bisa membantu permodalan pelaku UMKM, kami juga berharap dapat menekan permasalahan yang disebabkan menjamurnya pinjol ilegal,” kata Sunarso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement