REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT IDeA Indonesia Akademi Tbk mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. IDeA Indonesi tercatat sebagai penyedia jasa pendidikan vokasi pertama di Indonesia yang berhasil IPO dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham perdana IDEA ditawarkan dengan harga Rp 140 per lembar saham dengan total dana yang dikumpulkan sebesar 29,7 miliar. Direktur Utama PT Idea Indonesia Akademi Tbk Eko Desriyanto mengatakan dana segar hasil IPO segera digunakan untuk mengembangkan platform hybrid learning, mengembangkan cabang, dan penambahan kapasitas asrama.
Dana publik itu juga akan dipakai untuk penyertaan modal pada entitas anak, dan sisanya sebagai dana operasional. "Target bisnis tahun ini kami akan menyelesaikan platform digital hybrid learning dan membuka cabang IDEA bekerja sama dengan hotel-hotel mitra sebagai teaching factory," ujar dia.
Menurut Eko, saat ini MGM Horison Group telah menandatangani Non-Disclosure Agreement menuju kerja sama teaching factory pada hotel-hotel di bawah management Horison. Kerja sama ini menargetkan 20 cabang IDEA yang akan dibuka bertahap dalam lima tahun ke depan.
IDEA menargetkan minimal 1.000 peserta pelatihan offline pada setiap cabang. "Sementara untuk platform hybrid learning, targetnya 10-15 ribu peserta pelatihan setiap tahun," kata dia.
Sejauh ini, Eko menyebutkan, IDEA telah membantu lebih dari 4.500 alumni untuk bekerja pada sektor pariwisata, hotel, kapal pesiar, restoran, dan ekonomi kreatif. “Artinya, ada lebih dari 4.500 keluarga yang merasakan manfaat keberadaan IDEA,” katanya.
IPO diharapkan bisa mendorong IDEA berstandard perusahaan go public dan menjadi Good Governance Corporation. “Dengan IPO, IDeA Indonesia masuk dalam jajaran perusahaan yang lebih akuntable dengan pengawasan Bursa dan OJK, sehingga kepercayaan publik dengan sendirinya akan meningkat,” ujar dia.