REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali meraih predikat The Best Islamic Capital Market di ajang Global Islamic Finance Awards (GIFA) 2021. Digelar secara virtual, acara penganugerahan bagi industri keuangan syariah dunia ini disiarkan langsung dari London, Inggris.
Penghargaan tersebut diterima secara virtual oleh Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Selasa (14/9). "Suatu kehormatan bagi kami diakui oleh GIFA sebagai The Best Islamic Capital Market untuk ketiga kalinya. Penghargaan ini memicu kami untuk terus berinovasi dalam mengembangkan industri Pasar Modal Syariah Indonesia", ungkap Inarno.
Sebelumnya, BEI menerima secara berturut-turut penghargaan sebagai The Best Islamic Capital Market pada tahun 2019 dan 2020. Kategori ini merupakan penghargaan yang tertinggi dalam industri Pasar Modal Syariah global.
Selain itu, BEI juga menerima penghargaan sebagai The Best Supporting Institution for Islamic Finance of the Year 2016, 2017 dan 2018, serta penghargaan sebagai The Best Emerging Islamic Capital Market of the Year 2018.
BEI dinilai secara konsisten berhasil mendorong perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. BEI telah melakukan berbagai inisiatif dan kegiatan yang tidak hanya mendorong pangsa pasar namun juga untuk menjaga agar tetap sesuai dengan kaidah syariah.
Pasar Modal Syariah Indonesia masih konsisten bertumbuh di tengah tekanan pasar akibat situasi Pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Sampai dengan Agustus 2021, jumlah saham syariah tercatat di BEI yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) masih mendominasi dengan persentase mencapai 57 persen dari total keseluruhan saham tercatat di BEI.
Baca juga : Sengketa Antara Rocky Gerung dan Sentul City, Ini Kata BPN
Sementara, kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 46,5 persen dari total kapitalisasi pasar. Dari nilai rata-rata transaksi harian, perdagangan saham syariah berkontribusi sebesar 53,4 persen, frekuensi transaksi 57,6 persen dan volume transaksi sebanyak 45,8 persen.
Kinerja pertumbuhan jumlah investor saham syariah di Indonesia juga dinilai sangat signifikan. Berdasarkan data yang dihimpun dari Anggota Bursa penyedia layanan Sharia Online Trading System (AB-SOTS), sejak peluncuran SOTS pertama di 2011, jumlah investor syariah telah meningkat lebih dari 18.782 persen menjadi 100.266 investor per Juli 2021.
Pasar Modal Syariah Indonesia tercatat sebagai pasar modal di dunia dengan transaksi saham yang secara end to end telah memenuhi prinsip syariah. Mulai dari mekanisme transaksi di BEI, mekanisme kliring dan penjaminan di PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), hingga mekanisme penyimpanan serta penyelesaian transaksi di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
"Semuanya telah memiliki fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI)," jelas Inarno.
BEI dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) meluncurkan indeks saham syariah baru, yaitu IDXMES BUMN 17. Indeks ini berisikan 17 saham syariah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya yang berkapitalisasi pasar besar, dengan likuiditas serta fundamental baik. Saat ini terdapat 4 indeks saham syariah di BEI, yaitu ISSI, JII, JII70, dan IDX-MES BUMN 17.
Pasar Modal Syariah Indonesia masih dianggap paling inovatif dan satu-satunya di dunia yang memiliki produk terlengkap, serta mengintegrasikan investasi syariah di pasar modal dengan filantropi Islam. Selain memiliki produk wakaf saham, zakat saham, sedekah saham, dan wakaf sukuk, Pasar Modal Syariah Indonesia juga memiliki sukuk wakaf yang merupakan sukuk wakaf pertama di dunia.
Pasar Modal Syariah Indonesia dianggap sangat mendukung pengembangan green investment. Sejak tahun 2018, Pasar Modal Syariah Indonesia telah konsisten menerbitkan green sukuk dan BEI merupakan anggota Sustainable Stock Exchanges Initiative.
Selain itu, BEI adalah Bursa Efek pertama di dunia yang mengembangkan sistem transaksi secara online dengan memenuhi prinsip syariah atau SOTS. Sistem tersebut terintegrasi mulai dari layanan pembukaan rekening saham syariah melalui AB-SOTS, proses penyelesaian efek sampai dengan fasilitas Rekening Dana Nasabah (RDN) pada Bank Syariah.
Baca juga : BUMN Dukung Densus 88 Ungkap Terduga Teroris di Kimia Farma
Pasar Modal Syariah Indonesia memiliki perusahaan efek yang mengembangkan sistem perdagangan syariah (Islamic Windows Securities Companies) terbanyak di dunia dengan pertumbuhan paling cepat. Dalam waktu sembilan tahun terdapat 16 AB-SOTS, yaitu PT Indopremier Sekuritas, PT Mirae Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas, PT Panin Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Phintraco Sekuritas, PT SucorInvest Sekuritas, PT First Asia Capital Sekuritas, PT MNC Sekuritas, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT Phillip Sekuritas, PT RHB Sekuritas, PT Samuel Sekuritas, PT Maybank Sekuritas, dan PT BRI Danareksa Sekuritas.
"Dengan diraihnya penghargaan ini, menunjukkan pengakuan secara global bahwa BEI mampu mempertahankan prestasinya untuk senantiasa bersungguh-sungguh dan mengedepankan konsistensi dalam mendukung serta mewujudkan Pasar Modal Syariah Indonesia sebagai salah satu tolak ukur kemajuan industri Pasar Modal Syariah global," tutup Inarno.