REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Pangan dari Universitas Andalas, Muhammad Makky mendukung upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangun keberlanjutan sistem pangan nasional melalui visi jangka panjangnya, yakni maju, mandiri dan modern.
Menurut Makky, sistem tersebut mampu merubah wajah lama pertanian Indonesia karema semua sudah memanfaatkan teknologi mekanisasi.
Salah satunya adalah membangun pusat data agriculture war room (AWR) yang membuat proses distribusi bantuan benih, pupuk dan kinerja penyuluh bisa di monitor setiap saat. Hasilnya, Indonesia secara beruntun berhasil menjamin kebutuhan pangan nasional, bahkan mengalami surplus.
"Keberhasilan strategi kinerja Kementan ini mampu menopang kebutuhan pangan, serta mendorong peningkatan ekspor Indonesia," ujar Makky, Sabtu, 11 September 2021.
Seperti diketahui, berdasarkan laporan BPS, produksi beras nasional pada tahun 2018 menghasilkan surplus 4,37 juta ton. Kemudian pada tahun 2019 surplus 2,38 juta ton dan 2020 surplus 1,97 juta ton.
Bahkan BPS memprediksi musim tanam (MT) I pada bulan Oktober-Maret 2020/2021 akan mengalami surplus lebih dari 3 juta ton. Kemudian pada MT II akan terjadi panen raya besar, sehingga stok beras hingga Desember 2021 tetap surplus secara signifikan.
"Peningkatan ini menjadikan Sektor pertanian sebagai penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia (16,24 persen) pada kuartal II 2020. Bahkan bila dilihat pada rentang tahun yang sama (year on year) sektor pertanian mampu berkontribusi positif dengan memberikan pertumbuh sebesar 2,19 persen," katanya.
Disisi lain, kata Makky, level teknologi pertanian yang diterapkan Kementan mampu mendukung industri pertanian yang lebih besar dan terus bergerak maju walaupun dihantam pandemi global yang berkepanjangan."Bagi saya strategi ini menghasilkan penguatan nyata pada sektor pertanian, sehingga berhasil menyelamatkan perekonomian dan PDB nasional pada rentang 2020-2021," katanya.
Lebih dari itu, Makky menilai kebijakan dan program yang dilakukan Kementan dibawah arahan Syahrul Yasin Limpo (STL) mampu menggenjot produksi 11 komoditas pangan strategis dalam posisi aman dan terkendali."Peningkatan produksi ini mampu mendukung penekanan laju inflasi, dan meningkatkan Nilai Tukar Petani, juga Nikai Tukar Usaha Petanian yang berkaitan erat dengan kesejahteraan," katanya.
Disisi lain, kehadiran SYL dalam memimpin pertanian Indonesia kurang lebihnya mampu mempengaruhi semua sisi. Mulai dari kekompakan, semangat sampai tekad yang kuat mencapai pertanian maju, mandiri dan modern.
"Kita tau pertanian dibawah SYL berhasil menyediakan bahan pangan untuk ketahanan pangan masyarakat, sebagai instrumen pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja, serta sumber pendapatan masyarakat, khususnya bagi yang terdampak Pandemi," tutupnya.