Jumat 27 Aug 2021 18:35 WIB

LRT Jakarta Ajak UMKM Buka Usaha Baru di Sekitar Stasiun

Saat ini LRT Jakarta mengoperasikan enam stasiun.

Seorang pekerja melintas di dalam kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT). ilustrasi
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Seorang pekerja melintas di dalam kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha BUMD DKI, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yakni LRT Jakarta mengajak pelaku UMKM membuka usaha baru di sekitar stasiun untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena ada peluang besar untuk bangkit dari dampak pandemi Covid-19."Stasiun yang ada di LRT sangat memungkinkan untuk pemasangan tenant maupun banyak hal lain yang bisa di-create di stasiun agar menciptakan growth yang ada di stasiun sehingga menumbuhkan ekonomi baru di sekitarnya," kata Direktur Utama LRT Jakarta Wijanarko dalam diskusi peluang usaha kreatif di Jakarta, Jumat (27/8).

Menurut dia, tak hanya di dalam dan sekitar stasiun LRT Jakarta, peluang usaha baru juga bisa tumbuh di kawasan transportasi kereta api perkotaan lainnya khususnya yang ada di Jakarta."Perkeretapiaan perkotaan bisa menjadi salah satu bidang UMKM atau usaha mikro kecil," ucapnya.

LRT Jakarta berdiri dan mulai beroperasi pada 1 Desember 2019 dengan enam stasiun yang dilalui mulai Pegangsaan Dua di Kelapa Gading, Jakarta Utara hingga Velodrome di Jakarta Timur dengan total jarak 5,8 kilometer."Kami bermaksud untuk menjaring komunitas UMKM yang ada di sekitaran wilayah Jakarta agar bisa bangkit bersama dengan LRT di tengah pandemi untuk meningkatkan perekonomian dengan aset yang kami miliki," imbuhnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius yang juga menjadi pembicara dalam diskusi tersebut mengatakan beragam bisnis sektor transportasi di antaranya kios serba ada. Selain itu, kios sehat, restoran dan jajanan, elektronik, toko oleh-oleh, kebutuhan hiburan keluarga, tur dan perjalanan, toko fesyen hingga toko koper.

Beberapa jenis usaha tersebut merupakan bagian dari sektor ekonomi kreatif.Berdasarkan data Opus Creative Economy Outlook 2020, sektor ekonomi kreatif Indonesia diperkirakan mampu menyumbang hingga Rp1.100 triliun ke Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Sumbangan terbesarnya berasal dari tiga subsektor industri ekonomi kreatif, yaitu kuliner, fesyen, dan kriya (kerajian).Adapun salah satu sub sektor ekonomi kreatif yang tumbuh di tengah pandemi adalah perdagangan daring atau e-commerce.Sementara itu, penyumbang PDB terbesar adalah kuliner sebesar 41,6 persen, fesyen sebesar 18,1 persen dan kriya 15,7 persen berdasarkan hasil survei khusus ekonomi kreatif oleh Bekraf dan BPS pada 2016.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement