REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang UMK Academy Pertamina terbukti dapat mendorong para mitra binaan Pertamina naik kelas secara progresif. Pada tahun 2020, terdapat 61 mitra binaan berhasil lulus menjadi UMK Go Global. Tahun ini, jumlah tersebut akan terus ditingkatkan salah satunya dengan cara memberikan wawasan tentang ekspor pada peserta UMK Academy 2021 kelas Go Global.
Pjs Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, acara yang digelar secara virtual pekan lalu tersebut menghadirkan para pemateri yang kompeten dibidang kegiatan ekspor. “Kami hadirkan pemateri dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia untuk memberi pencerahan pada para UMK,” katanya, dalam siaran pers, Ahad (22/8).
Materi pertama disampaikan oleh Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Kementerian Perdagangan, Marolop Nainggolan. Dalam pemaparannya, Marolop banyak memberikan tips tentang kapan waktu yang tepat untuk UMK bisa melakukan ekspor.
“Tentunya yakni di mana kondisi UMK tersebut sudah melakukan riset dan siap dalam hal kualitas produk,” katanya.
Riset bisa dilakukan dengan cara mencari tahu barang apa yang cocok digunakan di negara tujuan, baik dari segi musim, corak, warna, dan berbagai aspek lainnya. “Semua ini wajib dilakukan karena adanya perbedaan selera antara pasar lokal dan global. Bahkan pasar lokal saja punya selera sendiri. Untuk itu penting melakukan segmenting, targeting, dan positioning sebelum melakukan ekspor,” jelasnya.
Secara lebih rinci, peluang ekspor usaha mikro dan kecil Indonesia dijelaskan oleh Trade Analyst Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Kementerian Perdagangan, Widy Haryono. Dia memulai dengan menunjukkan beberapa data peluang ekspor Indonesia yang bisa dimasuki oleh para UMK. Sehingga bisa dimanfaatkan sebagai strategi untuk menciptakan peluang ekspornya.
“Ada produk tekstil dengan nilai ekspor pada tahun 2020 lalu sebesar 9,64 juta dolar AS dengan negara tujuan terbesar adalah Amerika Serikat. Kemudian produk olahan makanan dengan nilai ekspor sebesar 4,33 juta dolar AS dengan tujuan selain Amerika, yakni Filipina, Malaysia, Tiongkok, dan Singapura. Dan tentunya dari sektor kerajinan dengan nilai ekspor sebesar 678,3 juta dolar AS ke negara Asia dan Eropa,” jelasnya.
Untuk mendukung terwujudnya peluang ekspor yang besar bagi UMK di Indonesia, pemerintah juga memiliki beberapa strategi ekspor nasional. Diantaranya dengan promosi dan citra Indonesia melalui kegiatan pameran luar negeri, mendukung daya saing produk UMK, mengadakan pelatihan SDM ekspor, menjalin kerjasama dagang, serta pengembangan pasar.
Menurut Fajriyah, melalui Program Pendanaan UMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) point 8 melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.