Rabu 18 Aug 2021 17:14 WIB

Indonesia Bersiap Jadi Pemain Utama Kendaraan Listrik Dunia

Potensi pasar Indonesia sangat besar

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bob Saril.
Foto: istimewa/doc humas
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bob Saril.

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah ingin mengembangkan Mobil Listrik sebagai jawaban dari pengurangan emisi global dan transisi ke energi bersih. Untuk bisa memasifkan Mobil Listrik, PLN mengambil bagian dari transformasi ini. Apa saja kesiapan PLN dan seperti apa strategi PLN dalam menjawab era mobil listrik ini? Republika berkesempatan untuk berbincang dengan Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bob Saril untuk mengelaborasi hal tersebut.

Tanya: Seperti apa peran PLN dalam memajukan ekosistem mobil listrik di Indonesia?

Jawab: Sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pemerintah berdasarkan Perpres No. 55 tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk transportasi jalan, PLN mendapatkan penugasan untuk menyediakan infrastruktur pengisian listrik  untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Untuk menjalankan penugasan ini, tentu PLN tidak dapat melakukannya sendiri. PLN perlu membentuk ekosistem  kendaraan listrik.

Infrastruktur seperti apa yang disiapkan PLN untuk bisa mendukung program Mobil Listrik ini?

Jawab: Berbicara mobil listrik maka tidak terlepas dari charging station. PLN mengambil peran dalam hal ini membangun fasilitas pengisian daya kendaraan listrik di tempat umum maupun di rumah rumah masyarakat. Untuk SPKLU sendiri, tahun ini PLN menargetkan ada 129 SPKLU di kota kota besar. Hingga Agustus ini sudah ada 42 SPKLU di 36 lokasi. Tahun ini tambah 67 lagi. Ini bisa nambah jumlah SPKLU yang ada. Kita gandeng pihak lain untuk kerjasama dengan PLN. Maupun membangun SPKLU sendiri.

Target pembangunan SPKLU ke depan  adalah terpenuhinya rasio jumlah kendaraan dengan jumlah stasiun pengisian listrik dengan rasio 10 kendaraan : 1 SPKLU (diluar dari Home Charging milik pengguna kendaraan listrik). SPKLU yang dibangun diletakkan pada titik titik strategis dan diupayakan SPKLU Fast Charging dan Medium Charging (tergantung lokasi). Untuk estimasi kebutuhan pertahun dimulai dari tahun 2021 akan dibangun 168 unit SPKLU dan terus meningkat sampai 7.146 unit di tahun 2031.

Selain membangun SPKLU, PLN juga membangun SPBKLU. Untuk pilot project SPBKLU, PLN sudah melakukan inisiasi yang melibatkan perusahaan jasa layanan tranportasi online, Pertamina dan Pabrikan Motor Listrik di 2 kota besar yaitu Jakarta dan Surabaya.

Selain sebagai pengembang SPBKLU, masih banyak potensi bisnis lain yang bisa dilakukan swasta berkaitan dengan pengembangan Charging Stasiun Baterai seperti Branding, Sewa Motor Operasional PLN, bisnis E-bike Sharing, Subscription harga special untuk pegawai (BUMN dan Pemerintah / ASN), Startup Kurir untuk delivery baterai dan Co-working space PLN.

Target dari pembangunan insfrastruktur SPKLU dan SPBKLU adalah untuk memudahkan operasi para pengguna kendaraan listrik. Salah satu kekhawatiran pengguna kendaraan ICE untuk hijrah ke kendaraan listrik adalah ketersedian stasiun pengisian listrik / baterai pada saat melakukan perjalanan.

Selain infrasrtuktur kelistrikan, seperti apa dukungan PLN untuk masyarkat yang ingin punya kendaraan listrik?

Jawab: Selain dukungan infrastruktur kami juga memberikan dukungan kepada pelanggan. Saat ini kita berikan insentif ke masyarakat berupa diskon listrik sebesar 30 persen kepada masyarakat yang memang punya kendaraan listrik. Seperti di Amerika dan Eropa, pemilik mobil listrik ini 80 persen mengisi daya kendarannya di rumah. Maka dari itu, kami memberikan diskon tarif listrik kepada para masyarakat dari jam 10 malam hingga pukul 5 pagi.

Kami juga bekersama dengan pihak penyedia dan penjual mobil listrik. Saat masyarakat membeli mobil listrik maka sudah bundling dengan paket homecharging dan alat chargingnya yang bekerjasama dengan PLN. Selain nantinya dipasangkan, secara otomatis para pengguna kendaraan listrik ini sudah langsung bisa menikmati diskon tarif listrik dan juga diskon tambah daya untuk listrik rumahnya.

Bagaimana perkembangan mobil listrik saat ini menurut perhitungan PLN?

Jawab: Selain pembangunan SPKLU sebagai infrastruktur kelistrikan, kami juga membantu masyarakat untuk memasang charging station di rumah. Saat ini sudah ada 40 rumah yang kami fasilitasi charging station-nya. Akhir Agustus ini kami harapkan sudah ada 200 pelanggan yang memasang charging station. Angka ini memang masih bisa dikejar mengingat saat ini pemilik mobil listrik di Indonesia saja sudah 600 orang.

Bagaimana kesiapan PLN dalam pasokan listrik dan keandalan listrik?

Jawab: Saat ini pemerintah saja punya proyek 35 GW kan dalam pembangunan akses listrik. Artinya apa, ketersediaan kita sangat luar biasa, melimpah. Listrik itu berbasis bahan baku di Indonesia semua. Gas kita punya, batubara, PLTS Atap juga ada. Angin kita juga punya. Berbasis lokal content. Akses kelistrikan sudah ada dimanapun. Dengan masifnya itu, keandalan jaringan semakin tinggi. Otomatis ada pasokan alternatif, ada gagal, ada backup. Ini keandalan yang tinggi. PLN juga sangat siap sekali dari kecukupan daya, keandalan dan infarstrukt kita siap. Dari hulu sampai hilir. Saat ini cadangan rata-rata system (average reserve margin) kita adalah 52 persen.

Bisakah Indonesia menjadi pemain utama kendaraan listrik dunia?

Jawab: Dengan kebijakan yang tepat dan didukung oleh infrastruktur pendukung yang memadai, Indonesia akan mampu menjadi salah satu pemain utama kendaraan listrik dunia.

Secara jumlah, kendaraan roda dua yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2019 lebih kurang 112 juta dan kendaraan roda empat sekitar 20,8 juta . Ini tentu merupakan potensi pasar tersendiri, mengingat penjualan kendaraan roda empat setiap tahunnya bisa mencapai 1 juta  kendaraan dan roda dua bisa mencapai 6 jutaan  setiap tahunnya. Apabila ke depannya nanti kebijakan dari pemerintah kendaraan yang dijual hanya kendaraan listrik dengan harga yang terjangkau serta didukung oleh ekosistem penunjang yang baik, maka potensi pasar Indonesia sangat besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement