Senin 16 Aug 2021 06:48 WIB

Taliban Kuasai Kabul, PBB Desak Lindungi Perempuan dan Anak

Taliban telah menduduki ibu kota Afghanistan Kabul pada Ahad (15/8)

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Ribuan keluarga terlantar di satu taman di Kabul, Afghanistan, pada 11 Agustus 2021. Sekitar 30.000 keluarga telah mengungsi karena bentrokan pemerintah dan Taliban di provinsi utara.
Foto: Anadolu Agency
Ribuan keluarga terlantar di satu taman di Kabul, Afghanistan, pada 11 Agustus 2021. Sekitar 30.000 keluarga telah mengungsi karena bentrokan pemerintah dan Taliban di provinsi utara.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Ahad mendesak Taliban dan semua pihak lain untuk menahan diri demi melindungi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.

Taliban telah memasuki Kabul dan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan pada Ahad (15/8). Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pihaknya terus menerima laporan adanya pelanggaran hak asasi manusia yang serius di masyarakat yang terdampak pertempuran.

Baca Juga

“Semua pelanggaran harus dihentikan. Kami menyerukan kepada Taliban dan semua pihak lain untuk memastikan hak dan kebebasan semua orang dihormati dan dilindungi,” kata Dujarric dalam sebuah pernyataan.

Di bawah pemerintahan Taliban antara 1996 dan 2001, perempuan tidak bisa bekerja, anak perempuan tidak diizinkan bersekolah, dan perempuan harus menutupi wajah mereka serta ditemani kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar dari rumah.

Guterres akan memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB pada Senin tentang Afghanistan. Dalam sebuah pernyataan pada 3 Agustus yang disetujui secara konsensus, 15 anggota dewan menyatakan mereka tidak mendukung pemulihan Imarah Islam atau aturan Taliban.

Baca juga : Taliban akan Umumkan Negara Emirat Islam di Istana Presiden

Duta Besar Afghanistan untuk PBB, Ghulam Isaczai, mengatakan kepada Reuters dia berpesan ke dewan untuk melakukan segalanya dalam mencegah kekerasan lebih lanjut dan memastikan transisi yang teratur.

Dilansir Al Arabiya, Senin (16/8), Guterres memperingatkan pada Jumat kondisi Afghanistan telah di luar kendali dan meminta Taliban untuk menghentikan serangan mereka. PBB memiliki sekitar 3.000 staf nasional dan 300 staf internasional di Afghanistan. Pada Jumat, Dujarric mengatakan beberapa staf telah dipindahkan ke Kabul tapi tidak ada yang dievakuasi dari negara itu.

“PBB tetap bertekad untuk berkontribusi pada penyelesaian damai, mempromosikan hak asasi manusia semua warga Afghanistan, terutama perempuan dan anak perempuan, dan memberikan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa,” ujar dia.

Dia mengatakan kebutuhan akan bantuan meningkat sementara lingkungan operasi menjadi lebih terbatas karena eskalasi konflik. Guterres meminta semua pihak untuk memastikan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.

Pada April, Taliban meningkatkan kampanye untuk mengalahkan pemerintah yang didukung Amerika Serikat ketika pasukan asing menarik diri setelah 20 tahun perang. 

Baca juga : Kado HUT ke-76 RI dari Sirkuit Mandalika

Pasukan Afghanistan yang didukung Amerika Serikat menggulingkan Taliban dari kekuasaan pada akhir 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaeda Osama bin Laden setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

 

Sumber: alarabiya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement